Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Deep Blue hingga ChatGPT, Kecerdasan Buatan Tak Hanya Otomatisasi tapi juga Interaksi

KOMPAS.com - Kemunculan mesin chat otomatis atau chatbot ChatGPT sejak beberapa bulan lalu semakin ramai diperbincangkan, bahkan memicu persaingan antara perusahaan raksasa teknologi.

Dilansir dari BBC, kemunculan aplikasi yang dibangun perusahaan OpenAI itu direspons cepat oleh Google, Microsoft, Meta, juga mesin pencari asal China Baidu.

Masing-masing perusahaan mengembangkan aplikasi serupa ChatGPT, dengan tujuan meningkatkan kemampuan menjawab mesin pencari mereka.

Seperti dilansir OpenAI, mereka melatih mesin ChatGPT menggunakan metode Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF) atau belajar dari preferensi manusia.

Komputer menerima berbagai bentuk percakapan antarmanusia, hingga menyimpan pola-pola respons yang ada dalam data itu, kemudian menyusun respons sendiri.

Dengan pengembangan seperti itu, ChatGPT mampu menyajikan jawaban yang seperti tulisan manusia. OpenAI menyebutnya sebagai aplikasi yang berinteraksi dengan cara percakapan.

Pada 1990-an pun telah tercipta komputer yang bisa mengambil keputusan untuk merespons preferensi manusia, yakni dalam bermain catur.

Dikutip dari History.com, aplikasi Blue Deep buatan perusahaan teknologi IBM mengalahkan juara catur dunia Garry Kasparov satu kali dari enam sesi pertandingan resmi, pada 10 Februari 1996.

Mesin itu telah menerima data rekaman cara bermain para grandmaster catur dunia, dan menggunakannya untuk memberikan respons buah catur dalam pertandingan.

Aplikasi dan perangkat keras komputer yang dikembangkan IBM sejak 1985 itu mampu mengevaluasi 200 juta gerakan di atas bidak catur dalam satu detik.

AI dan interaksi

Associate Professor Institute for Human-Centered Artificial Intelligence (HAI), Universitas Stanford, Amerika Serikat (AS), Ge Wang dalam artikelnya mengatakan bahwa sebagian orang tidak nyaman dengan adanya kecerdasan buatan atau AI.

Terdapat hasil karya lukisan AI yang, menurut mereka, kehilangan makna. Selain itu otomatisasi menggunakan AI banyak mengurangi penghargaan pada proses pencapaian.

Menurut Ge Wang, laju otomatisasi mesin harus diarahkan pada hal-hal tertentu saja, dan tetap harus mengutamakan manusia dengan tugas-tugas yang bisa mereka lakukan.

Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan otomatisasi yang cukup cerdas untuk memahami umpan balik dari manusia hingga tercipta interaksi ala manusia, serta menghargai makna yang lebih luas.

Sebelumnya, interaksi manusia dengan komputer termasuk tingkat ergonomis pengoperasian, telah dikembangakan sebagai Interaksi Manusia-Komputer (HCI).

Untuk membuatnya lebih interaktif dengan manusia, kata Wang, mesin AI bisa dikembangkan dengan pendekatan human-in-the-loop atau secara berulang melakukan dan mempelajari interaksi dengan manusia.

Wang juga mengatakan, setidaknya terdapat tiga prinsip yang dapat diterapkan dalam membangun sistem AI dengan pendekatan human-in-the-loop.

Ketiga prinsip itu yakni menghargai hak manusia untuk membuat pilihan, pembagian tugas dengan interaksi ala manusia, dan menghadirkan wawasan yang lebih luas.

Wang yakin, sebenarnya selalu ada keseimbangan antara otomatisasi dengan kecerdasan buatan dan interaksi manusia yang bisa ditemukan dalam setiap situasi.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/02/13/084000282/deep-blue-hingga-chatgpt-kecerdasan-buatan-tak-hanya-otomatisasi-tapi

Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mike Tyson Akan Berikan 10 Juta Dollar AS untuk Pria yang Menikahi Putrinya

[HOAKS] Mike Tyson Akan Berikan 10 Juta Dollar AS untuk Pria yang Menikahi Putrinya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Tiga Anak di Rafah Berpura-pura Jadi Korban Serangan Israel

[HOAKS] Tiga Anak di Rafah Berpura-pura Jadi Korban Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seorang Perempuan Jadi Korban Pembegalan di Baubau pada 28 Mei

[HOAKS] Seorang Perempuan Jadi Korban Pembegalan di Baubau pada 28 Mei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Terowongan Menghubungkan Rafah ke Mesir

[HOAKS] Foto Terowongan Menghubungkan Rafah ke Mesir

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Menilik Kabar TNI-Polri Usir Pasien dan Penutupan RSUD Madi, Papua

[KLARIFIKASI] Menilik Kabar TNI-Polri Usir Pasien dan Penutupan RSUD Madi, Papua

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Hujan Ikan Terjadi di Jalanan China, Bukan Iran

[KLARIFIKASI] Foto Hujan Ikan Terjadi di Jalanan China, Bukan Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pengibaran Bendera Palestina di Puncak Piramida Mesir Hasil Rekayasa

[KLARIFIKASI] Video Pengibaran Bendera Palestina di Puncak Piramida Mesir Hasil Rekayasa

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Berdirinya Amnesty International dan Sepak Terjangnya...

Kilas Balik Berdirinya Amnesty International dan Sepak Terjangnya...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Undian Berhadiah dari Bank Jatim

[HOAKS] Undian Berhadiah dari Bank Jatim

Hoaks atau Fakta
Joseph Ignece Guillotin, Dokter yang Namanya Dipakai untuk Alat Pancung

Joseph Ignece Guillotin, Dokter yang Namanya Dipakai untuk Alat Pancung

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Video Sule Promosi Judi Online

[HOAKS] Video Sule Promosi Judi Online

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan Kemenag soal 2 Pegawai Non-Muslim Jadi Petugas Haji

[KLARIFIKASI] Penjelasan Kemenag soal 2 Pegawai Non-Muslim Jadi Petugas Haji

Hoaks atau Fakta
Penjelasan TNI soal Isu Penutupan RSUD Madi di Paniai

Penjelasan TNI soal Isu Penutupan RSUD Madi di Paniai

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke