KOMPAS.com - Sebuah foto yang beredar di Facebook memperlihatkan halaman pertama koran Harian Kompas pada 4 Juni 2022, namun disertai narasi yang keliru.
Di dalamnya, terdapat foto Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dengan judul artikel membahas bahan alami yang memiliki kandungan musuh utama diabetes.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, yang disampaikan dalam unggahan itu adalah hoaks.
Narasi yang beredar
Foto itu diunggah di Facebook pada 24 September 2022, disertai tautan yang mengarah ke artikel tentang obat diabetes yang dinamakan Glucoactive.
Artikel itu mencatut logo media CNN Indonesia, serta foto dan keterangan dari mantan Menkes RI Terawan Agus Putranto.
Dalam unggahan Facebook selain tanggal dan foto Menkes, terdapat dua judul berita terkait diabetes. Unggahan itu bisa dilihat di sini.
Berikut narasi yang disampaikan:
Pertama: Setelah 7 Hari, Gula Akan Menjadi 4,3 MMOL/L.
Kedua: Dalam Bahan Alami Ini Terletak Musuh Utama Diabetes!
"Semua penderita diabetes harus membaca ini sekarang!" bunyi keterangan postingan tersebut.
Penelusuran Kompas.com
Tim Cek Fakta Kompas.com mengakses halaman depan Harian Kompas edisil 24 September 2022.
Tampilan halaman pertama Harian Kompas edisi itu berbeda dengan yang beredar di Facebook. Halaman depan koran itu bisa dilihat di sini.
Halaman pertama tidak menampilkan foto Menkes Budi Gunadi, serta tidak ada berita terkait obat diabetes.
Tiga judul berita yang tertera di sana adalah: "Antusiasme dan Harapan Berpacu di Jakarta E-Prix", "Jemaah Gelombang Awal Terbang ke Madinah", "Saat Emil dan Atalia Ikhlas Melepas Eril".
Tim Cek Fakta Kompas.com juga menghubungi Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan, Banyuwangi, Ari Kurnianingsih, terkait petunjuk aman memilih obat diabetes.
Dia menjelaskan obat diabetes dan obat-obat lainnya harus lulus uji klinis sebelum diedarkan secara luas. Dalam serangkaian uji, juga harus diketahui efek obat saat dikonsumsi oleh berbagai ras manusia.
Obat resmi yang banyak beredar biasanya lulus uji Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat, yang kemudian mendapatkan persetujuan di Badan POM masing-masing negara.
Di Indonesia, obat herbal anti diabetes sudah masuk dalam kelompok fitofarmaka yang telah dilegalkan dalam Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/1163/2022 pada 19 Mei 2022.
Selain itu, yang harus diperhatikan bahwa obat diabetes yang dijual bebas biasanya menggenalisasi kondisi pasien dan menawarkan hanya satu jenis obat.
Padahal, pasien seharusnya diperiksa terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab sakit diabetes yang terjadi dalam tubuhnya, dan mendapatkan obat yang tepat.
"Apakah pembawa gulanya atau transporter gulanya itu mengalami gangguan, atau di pusat produksi insulinnya atau di bagian yang lainnya. Ada yang fungsi insulinnya itu turun karena 'pabriknya' mengalami kelemahan misalnya, nah itu nanti yang diterapi nanti meningkatkan sekresi insulinnya," kata Ari, Sabtu (1/10/2022).
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim yang menyatakan halaman depan Harian Kompas pada 24 September 2022 memberitakan obat diabetes adalah hoaks.
Demikian juga gambar Menkes Budi yang dipasang di koran itu tidak benar.
Gambar yang sebetulnya terpasang adalah foto suasana paddock di Sirkuit Internasional Jakarta E-Prix (JIEC) sehari menjelang balapan, Jumat (4/6/2022).
Masyarakat yang ingin membeli obat diabetes disarankan memeriksakan terlebih dahulu penyebab munculnya penyakit tersebut dan mengonsumsi obat yang tepat.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/10/05/091800782/-hoaks-kompas-beritakan-pernyataan-menkes-budi-gunadi-soal-obat