[HOAKS] Kalimantan Jadi Milik China jika Indonesia Tidak Bayar Utang

KOMPAS.com - Beredar video viral di media sosial yang menyebut bahwa Kalimantan akan menjadi milik China jika Indonesia tidak bayar hutang.

Narasi itu disematkan pada sebuah video yang menampilkan sosok seorang laki-laki berkacamata yang disebut membuat pernyataan itu.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.

Video tersebut ditempatkan dalam konteks yang salah dan berbeda dengan video aslinya.

Narasi yang beredar

Informasi mengenai Kalimantan akan menjadi milik China jika Indonesia tidak bayar utang, disebarkan oleh akun Facebook ini pada 30 April 2022.

"Sudah ada peringatan dari CHINA untuk INDONESIA agar segera membayar Hutang," tulis keterangan pengunggah.

Video tersebut menjadi viral dan mendapat ribuan tayangan di Facebook. Hingga Selasa (17/5/2022), video itu telah dilihat oleh lebih dari 9,5 ribu orang.

Berikut teks yang disematkan dalam video:

Wahai warga indonesia bayarlah hutangmu segera lah bayarlah hutangmu. Kalau kau tidak bayar maka pulau kalimantan akan menjadi milik cina, jadi sekarang juga BAYARLAH HUTANGMU!!

Pada hasil pencarian Google, hasil teratas diarahkan pada situs The Pepper, sebuah situs berita China, pada 14 September 2020.

Laki-laki dalam video itu kerap disebut Oli. Pengguna media sosial di China yang videonya viral karena kerap menyebarkan pesan positif dengan suara keras dan bernada tinggi.

Situs Zhihu.com menuliskan, Oli atau Ollie mengunggah berbagai video di aplikasi populer di China yakni Kuashio. Dia juga kerap menyebut dirinya Paman Oli.

Salah satu videonya yang viral, memiliki latar mirip dengan video yang beredar.

Berikut terjemahan kata-kata yang diucapkan Oli dalam video tersebut:

Tidak ada pernyataan mengenai Kalimantan atau Indonesia dalam video tersebut.

Kesimpulan

Video dengan narasi Kalimantan akan menjadi milik China jika Indonesia tidak bayar utang adalah hoaks.

Video tersebut berisi pesan positif dari sosok Paman Oli yang populer di China. Tidak ada pernyataan mengenai Kalimantan atau Indonesia dalam video tersebut.

Video ini ditempatkan dalam konteks yang keliru dan berpotensi memecah belah.