Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] Vaksinasi adalah Genosida dan Menyebabkan Kemandulan

Meski tidak menyebutkan jenis vaksin yang dimaksud, narasi itu menyebutkan bahwa vaksinasi bisa menyebabkan perempuan menjadi mandul.

Padahal, informasi yang tersebar di media sosial Facebook itu adalah hoaks.

Narasi tentang bahaya vaksin marak beredar seiring berkembangnya teori konspirasi tentang Covid-19.

Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Katherine O'Brien mengatakan, tidak ada vaksin yang menyebabkan kemandulan.

Narasi yang beredar

Informasi yang menyebut vaksinasi adalah genosida dan menyebabkan kemandulan, disebarkan oleh akun ini, ini, ini, ini, dan ini.

Terdapat beberapa poin yang disampaikan oleh akun-akun tersebut:

1. Vaksinasi adalah genosida

Pengunggah menyerukan untuk menghentikan program vaksinasi di Indoonesia. Dia menyebut, vaksinasi adalah pembunuhan massal yang teratur dan terencana.

"VAKSINASI menurut informasi dari *koran SOVEREIGN INDEPENDENT tahun 2011* merupakan program *GENOCIDE (pembunuhan Massal secara teratur dan terencana)," tulis akun itu.

2. Vaksin menyebabkan kemandulan

Narasi di media sosial tersebut juga menyebut bahwa vaksin berbahaya bagi anak-anak karena menyebabkan kemandulan.

"Menurut para ahli kesehatan dunia,* *VAKSINASI* sangat membahayakan, terurama bagi anak-anak usia Sekolah se-tingkat SD, SMP, & SMA. Apalagi bagi *anak perempuan bisa menyebabkan MANDUL.* Untuk itu, kami anjurkan kepada para Wali Murid untuk menonaktifkan anak-anaknya mengikuti program belajar mengajar di Sekolah hingga diberhentikan Program Vaksinasi. Belajar study kelompok bisa di rumah masing-masing dengan memanggil guru," tulisnya.

3. Vaksinasi mengakibatkan cacat hingga kematian

Penelusuran Kompas.com

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tidak benar bahwa vaksinasi adalah genosida dan menyebabkan kemandulan.

Narasi tentang bahaya vaksin marak beredar di media sosial seiring berkembangnya teori konspirasi tentang Covid-19.

1. Vaksinasi bukan genosida

Narasi yang menyebut vaksinasi adalah bentuk pembunuhan massal atau genosida adalah hoaks.

Vaksin adalah antigen yang menghasilkan kekebalan adaptif terhadap penyakit infeksi.

Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi WHO Katherine O'Brien menjelaskan, sebelum diuji coba pada manusia, pembuatan vaksin melalui serangkaian tes pada hewan.

"Vaksin yang kami miliki adalah vaksin yang aman. Semua komponen yang masuk ke dalam vaksin diuji secara berat untuk memastikan bahwa semua yang ada di sana, dengan dosis yang ada di sana, aman untuk manusia," kata O'Brien dalam pernyataanya di YouTube WHO, 5 Februari 2021.

Adapun koran The Sovereign Independent tahun 2011 yang disebutkan dalam narasi yang beredar, merupakan terbitan berbahasa Inggris yang dikenal sering memuat opini konspirasi.

Diberitakan Reuters, 18 November 2020, koran itu sering dipakai oleh penyebar teori konspirasi yang mengaitkan depopulasi dengan Bill Gates.

Pada wawancaranya dengan majalah Forbes pada 2011, ketika ia pertama kali fokus pada bidang kesehatan masyarakat, dia mendukung penggunaan kontrasepsi. Kendati demikian, tidak ada keterkaitannya dengan vaksin.

2. Vaksin tidak menyebabkan mandul

O'Brien mengatakan, tidak benar vaksin menyebabkan kemandulan.

"Ini adalah rumor yang telah beredar tentang banyak vaksin yang berbeda dan rumor tersebut tidak benar. Tidak ada vaksin yang menyebabkan kemandulan," ucap dia.

Sebelumnya, hoaks soal vaksin mengakibatkan kemandulan juga beredar pada Agustus 2020. Bahkan pada Desember 2020, informasi keliru soal kemandulan ini dikaitkan dengan salah satu jenis vaksin tertentu, yakni Pfizer.

3. KIPI sangat jarang terjadi

Narasi yang beredar di media sosial itu juga keliru memberi informasi tentang kejadian ikutan pasca vaksinasi (KIPI).

Majalah Tempo yang disebutkan dalam narasi merujuk edisi 25 September 2021 bertajuk "KIPI Satu Hoaks Seribu".

Laporan itu menyoroti lambannya pemerintah dalam menelusuri KIPI. Dari puluhan ribu laporan masyarakat setelah mendapat suntikan vaksin Covid-19, mulai pusing dan mual. Termasuk penyelidikan soal laporan kelumpuhan dan meninggal setelah vaksinasi.

Diberitakan Kompas.com, 6 April 2021, Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Safari, mengatakan, KIPI adalah hal yang wajar terjadi ketika vaksinasi.

Menurutnya, ada kasus kematian setelah vaksinasi itu perlu dibuktikan dengan investigasi lebih lanjut. Tidak serta-merta bisa menyimpulkan bahwa vaksin menyebabkan kematian tanpa bukti.

Bukti yang ia maksud, yakni:

  • On set atau waktu pemberian dan terjadinya kejadian. Harus ada detail mengenaik jam penyuntikan, tanggal, dan detail waktu kejadian reaksi setelah imunisasi.
  • Tidak ada bukti lain selain dari imunisasi.

"Jika masih ada kemungkinan dari penyakit lain, kita enggak bisa sebutkan ini terkait atau disebabkan oleh imunisasi. Untuk itu, diperlukan investigasi," kata Hindra.

Kesimpulan

Informasi yang menyebut vaksinasi adalah genosida dan menyebabkan kemandulan adalah hoaks.

WHO mengatakan, tidak ada vaksin yang menyebabkan kemandulan.

Narasi tentang bahaya vaksin marak beredar seiring berkembangnya teori konspirasi tentang Covid-19. Namun, tidak ada teori itu yang terbukti kebenarannya.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/01/06/152058482/hoaks-vaksinasi-adalah-genosida-dan-menyebabkan-kemandulan

Terkini Lainnya

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke