Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBSI Bentuk Satgas Road to Olympic 2024, Dibantu Legenda Bulu Tangkis

Kompas.com - 05/01/2024, 13:01 WIB
Farahdilla Puspa,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kelompok Kerja dan Satuan Tugas (Pokja dan Satgas) Road to Olympic 2024 yang dibentuk PBSI efektif berjalan mulai 4 Januari 2024. 

Pokja dan Satgas Road to Olympic 2024 dibentuk PBSI sebagai respons kegagalan tim bulu tangkis Indonesia di Asian Games 2022 yang pulang tanpa medali. 

Satgas ini juga menjadi upaya PBSI untuk mempertahankan tradisi medali emas bulu tangkis Indonesia di Olimpiade

"Kami sudah rapat persiapan panjang ya, saya sengaja tidak eskpose dulu karena tahap persiapan untuk apa kami ekspose?" kata Sekjen PBSI, Fadil Imran, yang sekaligus ketua Pokja dan Satgas Road to Olympic 2024. 

Baca juga: Tanggung Jawab dan Langkah PBSI demi Tradisi Emas Indonesia di Olimpiade

"Efektif setelah tahun baru, running. Walaupun anak-anak yang akan running to Olympic Paris itu sudah kami lakukan pelatihan, tetapi kami nyatakan start itu mulai pada 4 Januari," ucap Fadil, dilansir dari Antara. 

Meski belum dirilis resmi oleh PBSI, Fadil mengungkapkan bahwa Pokja dan Satgas Road to Olympic 2024 akan diisi para peraih medali emas Olimpiade yang bertugas sebagai mentor. 

Mereka adalah Taufik Hidayat (emas Olimpiade Athena 2004), Susi Susanti (emas Olimpiade Barcelona 1992), Ricky Subaja (emas Olimpiade Atlanta 1996), Candra Wijaya (emas Olimpiade Sydney 2000), Greysia Polii (emas Olimpiade Tokyo 2020), dan Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir (emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016). 

"Ketua pokja-nya saya. Kemudian ada manajer, technical director, supporting team. Kecil, ramping, tetapi kaya fungsi," katanya. 

Baca juga: PBSI Minta Maaf Usai Bulu Tangkis Indonesia Babak Belur di Asian Games 2022

"Di supporting team misalnya ada psikologis, masseur, fisioterapi, gizi, dokter, sport science, analis yang akan memberikan dukungan kepada technical director, yang diisi oleh pelatih dan mentor," ucapnya. 

"Mentornya kami ambil dari para Olympian. Contoh, tunggal putra ada Taufik Hidayat, tunggal putri Susi Susanti. Ganda putra ada Ricky dan Candra Wijaya. Di ganda putri ada Greysia Polii. Di ganda campuran ada Owi dan Butet. Di samping itu, ada kepala pelatih dan pelatih sektor," tutur Fadil. 

"Ini tidak ada dirangkap, semuanya khusus. Gregoria (Mariska Tunjung) hanya dilatih tim pelatih yang diketuai Indra (Wijaya) dan Herli (Djaenuddin). Ganda putra ya ada Koh Aryono (Miranat)," tambahnya.

Baca juga: Turnamen Penentu Nasib Pebulu Tangkis Indonesia di Olimpiade 2024

Fadil berharap, para legenda bulu tangkis tersebut dapat menyalurkan ilmunya untuk para pemain Indonesia yang akan tampil di Olimpiade Paris 2024

"Nah, diharapkan dengan adanya mentor-mentor itu bisa berbagi, bertukar pikiran, bertanya, (selayaknya) menjadi mentor dan menemani pelatih," katanya.

"Taufik Hidayat kan Olympian dan dua kali ikut Olimpiade. Pasti kaya (ilmu dan pengalaman) dia. Tekanan baik dari atmosfer lapangan maupun dari luar lapangan itu semua nanti akan mereka diskusikan," lanjutnya.

"Saya berharap tim ini melambangkan keragaman badminton Indonesia dari semua aspek. Dari klub ada, dari Pemprov ada, dari pengawas ada, dan sebagainya," tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com