Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksklusif Muamar Qadafi, Di Balik Kevin Cordon Lawan Ginting dan Rencana Usai Guatemala (3)

Kompas.com - 09/08/2021, 13:00 WIB
Mochamad Sadheli ,
Farahdilla Puspa,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Kami tahu Ginting ini memiliki kecepatan natural, gerakan-gerakan eksplosifnya sangat bagus, dan punya senjata. Senjatanya ini keluar dari variasi permainan depannya. Ginting bagus sekali di depan dan Kevin harus siap mengantisipasi ini.

Kami coba dulu. Pada awal-awal itu bisa mengimbangi, tetapi setelah banyak kesalahan-kesalahan yang terjadi saat ketinggalan jauh ya sudah berat. Karena lawan-lawan yang dia hadapi ini kelas dunia yang artinya saat dia ketinggalan 4-5 poin, untuk membalikkan keadaan tidak mudah.

Kami mencoba dan kami juga menyadari yang dihadapi ini pemain level dunia yang secara kualitas masih di atas kami. Kami sudah melakukan yang terbaik. Kami ke Tokyo untuk berpartisipasi dan menikmati pertandingan. Berbeda dengan mereka yang sudah disiapkan untuk meraih medali.

Perasaan Setelah Laga Perebutan Medali Perunggu

Saya juga orang Indonesia, itu hal yang wajar kalau dalam hati saya mendukung pemain Indonesia untuk meraih medali. Namun, dari sisi profesionalitas saya tetap mempersiapkan pemain saya dengan baik untuk meraih hasil terbaik saat melawan Ginting.

Saya di satu sisi ada sedih, tetapi bangga dan bahagia karena apa yang dicapai Kevin ini sungguh luar biasa meski dia kalah. Dia sudah membuat sesuatu yang luar biasa di perbulutangkisan ini, baik di Guatemala maupun di Benua Amerika.

Saya senang atas pencapaian dia dan saya juga senang pemain Indonesia bisa meraih medali. Meskipun dari sisi profesionalitasnya, sedih juga pemain saya kalah.

Tunggal Putra yang Jadi Contoh Saat Melatih Kevin Cordon 

Yang untuk dijadikan contoh ada. Di sini saya fokus melatih permainannya, ya. Kalau kami fokus permainan rally, kami fokus dengan Kento Momota. Untuk transisi penyerangannya Anthony Ginting. Saya kasih contoh dia kalau transisi serang contohnya seperti Ginting ini. Akan tetapi, kalau permainan rally contohnya Momota.

Rencana Setelah Kontrak di Guatemala Berakhir

Sebagai orang Indonesia keinginan untuk melatih di Indonesia itu tetap ada. Saya tidak menutup kemungkinan apakah sekarang, besok, terserah kapan saja. Akan tetapi, saya punya cita-cita sendiri. Saat di Tokyo saya berada di athlete lounge, setelah selesai final ada penyerahan medali. Saya lari ke dalam stadion dan menonton di sana.

Saya mengucapkan selamat ke Kenneth Jonassen pelatihnya Viktor Axelsen. Melihat Viktor Axelsen, Chen Long, Ginting di podium menginspirasi saya. Artinya, ini Olimpiade pertama saya dengan negara yang bisa dibilang tidak ada tradisi atau budaya bulu tangkis, tetapi bisa mencapai tahap ini.

Saya ingin sekali suatu hari nanti, entah kapan dengan siapa atau dengan negara mana, bisa kembali ke Olimpiade. Akan tetapi, tidak hanya untuk berpartisipasi, melainkan juga membawa medali entah emas, perak, atau perunggu. Itu yang menjadi cita-cita saya.

Baca juga: Kevin Cordon Usai Kalah dari Anthony Ginting: Dia Lebih Cepat dari Saya…

Menjadi Pelatih di Benua Amerika atau Benua Asia?

Mengikuti jalan takdir saja. Kalau pribadi, Asia bisa menjadi tantangan yang bagus. Namun, di Asia tidak mudah karena banyak pelatih-pelatih berpengalaman. Suatu kehormatan jika suatu saat nanti bisa menjadi coach di Asia khususnya dengan target di event-event besar karena saya menyukai tantangan-tantangan itu.

Keinginan Melanjutkan Pencapaian Impresif Bersama Kevin Cordon

Memang kemarin untuk Olimpiade, peringkat 3 dan 4 ini poinnya besar sekali. Jadi, itu membantu sekali meningkatkan ranking dia. Akan tetapi, setelah Olimpiade atau mungkin sampai World Championship 2021, dia akan retired.

Dia sudah merasa tua dengan usianya. Saya tidak tahu rencana dia ke depannya, tetapi untuk saat ini rencana dia seperti itu. Karena Kevin sudah ada planning retired, saya sendiri juga untuk sementara ini retired dulu.

Soalnya, pemain-pemain Guatemala untuk proyeksi Olimpiade belum saya lihat lagi. Saya juga bicara dengan Komite Olimpiade Guatemala. Di tunggal putra sudah tidak ada. Hanya tinggal satu pemain lagi, tetapi kualitasnya masih jauh di bawah Kevin. Paling lolos kualifikasi saja, itu juga berat. Dia di turnamen internasional saja menembus semifinal susah sekali. Paling babak kedua, maksimal 8 besar. Levelnya masih di sana.

Untuk pemain ganda ini, kami (Guatemala) harus menunggu dari USA dan Kanada. Mereka ini superior. Kalau pemain mereka sudah pensiun, tidak ada penerusnya, kami ada peluang. Sebab, pemain ganda di Benua Amerika ini paling yang lolos (Olimpiade) hanya satu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Timnas Indonesia
Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Timnas Indonesia
Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Timnas Indonesia
Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Badminton
Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

Liga Inggris
KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

Internasional
Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Liga Inggris
Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Sports
Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas Indonesia
Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Badminton
Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia
Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Internasional
Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com