Kami tahu Ginting ini memiliki kecepatan natural, gerakan-gerakan eksplosifnya sangat bagus, dan punya senjata. Senjatanya ini keluar dari variasi permainan depannya. Ginting bagus sekali di depan dan Kevin harus siap mengantisipasi ini.
Kami coba dulu. Pada awal-awal itu bisa mengimbangi, tetapi setelah banyak kesalahan-kesalahan yang terjadi saat ketinggalan jauh ya sudah berat. Karena lawan-lawan yang dia hadapi ini kelas dunia yang artinya saat dia ketinggalan 4-5 poin, untuk membalikkan keadaan tidak mudah.
Kami mencoba dan kami juga menyadari yang dihadapi ini pemain level dunia yang secara kualitas masih di atas kami. Kami sudah melakukan yang terbaik. Kami ke Tokyo untuk berpartisipasi dan menikmati pertandingan. Berbeda dengan mereka yang sudah disiapkan untuk meraih medali.
Saya juga orang Indonesia, itu hal yang wajar kalau dalam hati saya mendukung pemain Indonesia untuk meraih medali. Namun, dari sisi profesionalitas saya tetap mempersiapkan pemain saya dengan baik untuk meraih hasil terbaik saat melawan Ginting.
Saya di satu sisi ada sedih, tetapi bangga dan bahagia karena apa yang dicapai Kevin ini sungguh luar biasa meski dia kalah. Dia sudah membuat sesuatu yang luar biasa di perbulutangkisan ini, baik di Guatemala maupun di Benua Amerika.
Saya senang atas pencapaian dia dan saya juga senang pemain Indonesia bisa meraih medali. Meskipun dari sisi profesionalitasnya, sedih juga pemain saya kalah.
Yang untuk dijadikan contoh ada. Di sini saya fokus melatih permainannya, ya. Kalau kami fokus permainan rally, kami fokus dengan Kento Momota. Untuk transisi penyerangannya Anthony Ginting. Saya kasih contoh dia kalau transisi serang contohnya seperti Ginting ini. Akan tetapi, kalau permainan rally contohnya Momota.
Sebagai orang Indonesia keinginan untuk melatih di Indonesia itu tetap ada. Saya tidak menutup kemungkinan apakah sekarang, besok, terserah kapan saja. Akan tetapi, saya punya cita-cita sendiri. Saat di Tokyo saya berada di athlete lounge, setelah selesai final ada penyerahan medali. Saya lari ke dalam stadion dan menonton di sana.
Saya mengucapkan selamat ke Kenneth Jonassen pelatihnya Viktor Axelsen. Melihat Viktor Axelsen, Chen Long, Ginting di podium menginspirasi saya. Artinya, ini Olimpiade pertama saya dengan negara yang bisa dibilang tidak ada tradisi atau budaya bulu tangkis, tetapi bisa mencapai tahap ini.
Saya ingin sekali suatu hari nanti, entah kapan dengan siapa atau dengan negara mana, bisa kembali ke Olimpiade. Akan tetapi, tidak hanya untuk berpartisipasi, melainkan juga membawa medali entah emas, perak, atau perunggu. Itu yang menjadi cita-cita saya.
Baca juga: Kevin Cordon Usai Kalah dari Anthony Ginting: Dia Lebih Cepat dari Saya…
Mengikuti jalan takdir saja. Kalau pribadi, Asia bisa menjadi tantangan yang bagus. Namun, di Asia tidak mudah karena banyak pelatih-pelatih berpengalaman. Suatu kehormatan jika suatu saat nanti bisa menjadi coach di Asia khususnya dengan target di event-event besar karena saya menyukai tantangan-tantangan itu.
Memang kemarin untuk Olimpiade, peringkat 3 dan 4 ini poinnya besar sekali. Jadi, itu membantu sekali meningkatkan ranking dia. Akan tetapi, setelah Olimpiade atau mungkin sampai World Championship 2021, dia akan retired.
Dia sudah merasa tua dengan usianya. Saya tidak tahu rencana dia ke depannya, tetapi untuk saat ini rencana dia seperti itu. Karena Kevin sudah ada planning retired, saya sendiri juga untuk sementara ini retired dulu.
Soalnya, pemain-pemain Guatemala untuk proyeksi Olimpiade belum saya lihat lagi. Saya juga bicara dengan Komite Olimpiade Guatemala. Di tunggal putra sudah tidak ada. Hanya tinggal satu pemain lagi, tetapi kualitasnya masih jauh di bawah Kevin. Paling lolos kualifikasi saja, itu juga berat. Dia di turnamen internasional saja menembus semifinal susah sekali. Paling babak kedua, maksimal 8 besar. Levelnya masih di sana.
Untuk pemain ganda ini, kami (Guatemala) harus menunggu dari USA dan Kanada. Mereka ini superior. Kalau pemain mereka sudah pensiun, tidak ada penerusnya, kami ada peluang. Sebab, pemain ganda di Benua Amerika ini paling yang lolos (Olimpiade) hanya satu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.