Justru itulah yang memudahkan lawan untuk melanjutkan serangan. Akan tetapi, itu sangat memberikan pelajaran yang luar biasa bertemu dengan Kento Momota di final.
Semua pertandingan yang kami jalani 2017, masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. Karena fokus kami sebentar lagi di 2018 Central American Games itu. Kami perbaiki, alhamdulillah dia meraih juara tunggal putra di Central American Games 2018.
Pada Pan Am Games 2019 di Peru, Kevin kalah di semifinal dari Brian Yang (Kanada). Brian ini juga lolos Olimpiade tahun ini dan di fase grup kalah dari Chou Tien Chen (Taiwan). Target kami saat itu sebenarnya masuk final karena persiapannya sudah cukup panjang. Permainan dia sudah keluar semua.
Pada gim pertama menang, tetapi gim kedua ada keluhan sehingga smes atau pukulan-pukulannya tidak sesuai keinginan. Akhirnya, gim ketiga mengundurkan diri hanya bermain 2-3 poin. Sedih juga, tetapi ya bagaimana lagi. Semua orang tidak ingin cedera, tetapi dia harus menghadapi situasi itu. Akhirnya dia bisa memahami dan mengerti, kami lewati itu dan fokus ke Olimpiade.
Kami persiapkan untuk Olimpiade, alhamdulillah dia lolos kualifikasi. Dia senang sekali. Lolosnya dia itu bukan karena invitasi, tetapi rankingnya dia masuk urutan ke-25 kualifikasi.
Dia bertanding 12 atau 13 pertandingan untuk lolos. Karena sebelumnya itu, dia harus mengikuti lebih dari 20 pertandingan untuk bisa lolos ke Olimpiade Rio. Jadi, suatu pencapaian yang bisa dibilang sangat membanggakan. Meningkatkan kepercayaan dirinya.
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Kevin Cordon dan Keberanian di Hadapan Viktor Axelsen
Ya mungkin karena ada faktor pandemi juga ya banyak event-event di-cancel. Setelah ada pengumuman dia lolos, untuk menjaga standar mainnya paling tidak dia butuh 1-2 pertandingan. Akhirnya kami kirim ke Austrian Open 2021.
Di sana, alhamdulillah mencapai semifinal. Dia kalah dari pemain Indonesia (Panji Ahmad Maulana). Pemain Indonesia itu akhirnya juara. Akan tetapi, Kevin tetap senang karena performanya bagus. Dia merasa percaya diri.
Setelah itu, kami ada waktu kurang lebih 1,5 bulan untuk fokus ke Olimpiade. Saat hasil undian keluar, dia satu grup dengan Ng Ka Long Angus (Hong Kong) yang berada di peringkat ke-9 dan Lino Munoz (Meksiko). Kalau dengan Lino Munoz, Kevin sudah sering berhadapan dan banyak menang. Akan tetapi, kalau dengan Ng Ka Long sama sekali belum ketemu.
Ng Ka Long juga pernah mencapai final di Thailand Open tahun ini, kalah dari Victor Axelsen di final. Tak pernah tebersit kami bisa melewati Ng Ka Long Angus. Secara tradisi, Benua Amerika tak lebih dari fase grup dan maksimal babak 16 besar saja di Olimpiade. Sama Komite Olimpiade Guatemala pun sudah dibelikan tiket tanggal 28 atau akhir fase grup. Jadi seperti tidak ada kepercayaan dalam diri kami. Kami tidak marah, tetapi memang seperti itu.
Sebelum melawan Ng Ka Long Angus, saya memberikan dia materi latihan terakhir. Kami melihat match-nya Lino Munoz dan Ng Ka Long Angus, kami analisis lagi. Ternyata alhamdulillah hasilnya seperti yang kami harapkan. Setelah memenangi gim pertama, saya bilang kami bisa menang lawan Ng Ka Long Angus. Ya sudah, ada kepercayaan diri, pelan-pelan dia tetap mendominasi permainan. Alhamdulillah bisa menang, itu senang sekali bisa lolos dari grup.
Dari pihak Komite Olimpiade Guatemala langsung mengganti tiket kami. Pada babak 16 besar ketemu Mark Caljouw (Belanda) akhirnya dibelikan tiket tanggal 3 Agustus. Itu sempat ada ketegangan waktu lawan Mark Caljouw. Keduanya sama-sama ingin memenangi pertandingan.
Kalau yang lawan Ng Ka Long Angus, posisi kami nothing to lose, tekanan ada di pihak lawan.
Akan tetapi, saat berhadapan dengan Mark Caljouw ini penampilan Kevin tidak seperti sebelumnya. Meski menang, sedikit ada yang menjadi masalah, yaitu tidak konsisten. Banyak membuang-buang poin, tetapi alhamdulillah dia bisa mengatasi itu di poin-poin kritis.
Baca juga: Kata Kevin Cordon usai Kalah dari Viktor Axelsen: Saya Hanya Bersenang-senang
Saat masuk semifinal, kami membicarakan realitas. Artinya, kenyataan bahwa di babak ini dia berhadapan dengan lawan-lawan yang kuat. Saya mengatakan itu agar Kevin paham. Apa pun yang terjadi, kalah atau menang, dia sudah membuat sejarah. Jadi, saya tidak ingin dia sedih berlarut-larut jika kalah.
Kami juga tahu lawan-lawan kami di babak ini bukan pemain sembarangan. Mereka pemain kelas dunia dan berada di level berbeda. Artinya, mereka bermain di level 500 ke atas, sedangkan Kevin bermain di International Series. Nantinya, dia akan menemukan detail-detail yang mungkin tidak pernah dia temukan dalam latihan atau saat bertanding di level International Series.