Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksklusif Muamar Qadafi, Di Balik Kevin Cordon Lawan Ginting dan Rencana Usai Guatemala (3)

Kompas.com - 09/08/2021, 13:00 WIB
Mochamad Sadheli ,
Farahdilla Puspa,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Eksklusif kisah pelatih bulu tangkis tunggal putra Guatemala, Muamar Qadafi (Bagian 3), dalam wawancara bersama Jurnalis Kompas.com, Mochamad Sadheli dan Farahdilla Puspa.

KOMPAS.com - Muamar Qadafi menceritakan perjalanannya membantu Kevin Cordon hingga tampil di Olimpiade Tokyo 2020, termasuk saat melawan Anthony Sinisuka Ginting pada partai perebutan medali perunggu. 

Wawancara eksklusif Muamar Qadafi bagian pertama dan kedua bisa dibaca melalui link berikut ini:

Baca juga: Wawancara Eksklusif Muamar Qadafi Bagian 1, Awal Kisah Perjalanan

Baca juga: Eksklusif Kisah Muamar Qadafi, Pertemuan Kevin Cordon dan Dilema Keluarga (2)

Tahun 2017, Kembali Melatih Kevin Cordon 

Awal 2017 bulan Maret atau April, Kevin Cordon menghubungi saya lagi. Karena waktu Olimpiade 2016, performanya tidak sesuai keinginan. Tubuhnya overweight, cedera, dan tidak bisa melanjutkan pertandingan sehingga terhenti pada fase grup Olimpiade 2016.

Ada keraguan dalam diri Kevin mau lanjut atau retired. Setelah dia berbincang dengan Federasi Bulu Tangkis Guatemala, dia menemukan jawabannya. Akhirnya lanjut satu siklus lagi. Kemudian yang dia butuhkan itu coach, tebersit dalam pikirannya adalah saya. Lalu dia menghubungi saya, tanya saya ada di mana, dan bernegosiasi.

Kevin ingin berpartisipasi di Central American Games 2018, Pan Am Games 2019, dan kualifikasi Olimpiade 2020. Setelah dia meminta itu, saya sebenarnya juga ada tawaran dari negara lain bahkan lebih baik dari segi finance dan fasilitas.

Akan tetapi, saya melihat dia pribadi yang sudah saya kenal, punya dedikasi tinggi di olahraga ini, disiplin, komitmen, dan tanggung jawabnya besar. Tanpa pikir panjang, saya jawab oke.

Saya akhirnya berangkat ke Guatemala. Sebelum latihan, saya bicara dengan dia bahwa secara fisik kondisinya sudah tidak seperti 10 tahun lalu. Dia juga dikenal sebagai pemain yang punya smes kencang. Namun, para pemain yang sudah mengenalnya ini punya pikiran bagaimana cara membuat Kevin tidak bisa menyerang.

Saat tidak bisa menyerang ini, terus bagaimana? Apakah dia bisa bermain dengan tipe permainan yang lain? Itu yang harus saya siapkan. Seandainya ada pemain cerdas dan punya strategi yang bagus saat melawan dia, tetapi Kevin tak bisa mengeluarkan senjatanya, saya tidak mau dia frustrasi.

Lalu, permainan dengan sistem rally 21 ini menuntut kami untuk konsisten, artinya tidak banyak membuat kesalahan-kesalahan kecil, khususnya saat melawan pemain-pemain selevel dia, apalagi di babak penting seperti 8 besar, semifinal, dan final.

Baca juga: Profil Kevin Cordon, Anak Didik Pelatih Indonesia yang Ukir Sejarah di Olimpiade Tokyo

Akhirnya, dia mau mencoba. Karena dia sudah punya pengalaman, punya kualitas, jadi saya tidak membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Kami sudah punya gaya permainan kami. Tahun 2017, saya manfaatkan untuk mengubah pikirannya dan permainannya dibantu oleh pelatih lokal di sana serta beberapa pemain yang membantu program latihan ini.

Karena tidak ada sparring, jadi dia latihan terus 1 lawan 2 (dengan pemain-pemain di sana). Kalau 1 lawan 1 sudah pasti sangat mudah bagi dia.

Tahun 2017, dia bertanding di International Series di USA dan bertemu Kento Momota di final. Saat itu, Momota baru selesai menjalani sanksinya. Jadi, dia mulai dari awal lagi. Saat itu, kami memanfaatkan semua turnamen untuk mencoba permainan yang sudah dilatih, sampai seberapa sejauh perkembangannya.

Kevin kalah dua gim langsung dari Momota. Kevin bilang defence Momota rapat sekali, caranya keluar dari tekanan luar biasa, dan punya variasi pukulan yang banyak sekali. Tidak seperti pemain-pemain dari Benua Amerika.

Saya bilang ya memang seperti itu karena dia (Momota) punya kultur bulu tangkis. Jadi, pemikirannya di lapangan berbeda dari pemain-pemain Benua Amerika. Pemain Benua Amerika mungkin saat dalam tekanan asal mengembalikan bola tanpa ada ide bagaimana keluar dari tekanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com