Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemain Bulu Tangkis Thailand Berlatih di Rumah dengan Bantuan Jam Tangan Pintar

Kompas.com - 10/04/2020, 21:00 WIB
Alsadad Rudi,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

Sumber BolaSport

KOMPAS.com - Pelatih kepala timnas bulu tangkis Thailand, Rexy Mainaky menyebut anak asuhnya berlatih di rumah dengan memanfaatkan jam tangan pintar.

Para pemain Thailand telah menggunakan jam tangan pintar di dalam dan luar lapangan selama beberapa bulan ini.

Selama terjadinya pandemi virus corona, Rexy merasakan manfaat dari penggunaan teknologi jam tangan pintar tersebut.

Hal ini karena jam tangan itu bisa melacak berbagai hal, termasuk detak jantung dan pola tidur.

Baca juga: Kendala PBSI Andai Indonesia Open 2020 Digelar Tanpa Penonton

Jam tangan pintar terbukti sangat berguna untuk memastikan intensitas latihan saat risiko malas di rumah tinggi selama beberapa pekan setelah turnamen terakhir, All England Open 2020.

"Sebagian besar pemain diminta untuk memakai arloji Polar sehingga tim pendukung kami dapat memantau mereka," kata Mainaky dilansir BolaSport.com dari laman resmi BWF.

"Kami bisa membandingkan data saat ini dengan masa lalu. Tim pendukung terus mengirimkan saya laporan tentang perkembangan para pemain dan seberapa banyak mereka memacu diri sendiri. "

Timnas bulu tangkis Thailand tidak dapat kembali menjalani latihan seperti biasanya sejak tiba di Bangkok setelah All England.

Demi mempertahankan kondisi mereka, para pemain memiliki dua sesi latihan fisik sebanyak enam hari seminggu.

Dengan akses terbatas ke lapangan, pelaksanaan sesi latihan teknis lebih sulit dan pemain dipacu untuk bermain dalam sesi bayangan atau latihan menembak shuttlecock ke dinding.

"Ada 10 dari kami di tim dan tiga pelatih fisik. Saya telah menunjuk satu pelatih untuk memantau setiap sektor. Setiap pelatih harus menangani sekitar 10 pemain sehingga pelatih dapat memantau kualitas latihan pemain mereka."

Baca juga: Malaysia Incar Rexy Mainaky Tangani Pelatnas

Sebagian besar program bersifat fisik. Latihan fisik dilakukan dalam sesi dua kali sehari, masing-masing sebanyak dua selama enam hari.

Sementara itu, ada satu sesi pada hari Selasa dan Jumat untuk latihan teknis.

"Pemain dapat melakukan latihan bayangan, latihan menembak shuttlecock ke dinding atau sesuatu yang serupa. Tujuannya, membantu menjaga fokus dan waktu reaksi. Mereka harus memegang raket agar tidak kehilangan cengkeramannya," tutur Rexy.

"Sulit untuk memaksimalkan latihan di lapangan bagi mereka. Kami dapat memaksimalkan latihan fisik mereka, jadi saya menginstruksikan pelatih fisik untuk mengatur program. Jika kita serahkan hanya kepada pemain, intensitasnya mungkin tidak 100 persen."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com