KOMPAS.com - Para ilmuwan akhirnya menemukan jawaban teka-teki "kutukan Firaun" yang diduga telah menewaskan 20 orang saat membuka makam Tutankhamun di Mesir pada 1922.
Menurut catatan dari Mesir kuno, mereka yang mengganggu sisa-sisa mumi akan menderita kematian yang disebabkan oleh penyakit yang tidak dapat didiagnosis oleh dokter, dilansir dari Ladbible.
Namun, terlepas dari peringatan yang menakutkan itu, penelitian baru yang ditulis oleh Ross Fellowes di Journal of Scientific Exploration menemukan jawaban atas apa yang sebenarnya terjadi lebih dari 100 tahun yang lalu itu.
Baca juga: Viral, Foto Makam Korban, Ini Kronologi dan Penyebab Tragedi Sampit 2001
Peneliti meyakini, penyebab kematian dari orang-orang yang membuka makam Tutankhamun adalah akibat keracunan radiasi dari elemen alam yang mengandung uranium dan limbah beracun.
Pasalnya, tingkat radiasi di dalam makam Tutankhamun sangat tinggi, sehingga siapa pun yang bersentuhan dengannya kemungkinan besar akan terkena penyakit radiasi dan kanker dalam dosis yang fatal.
Paparan radiasi tersebut juga merenggut nyawa seorang arkeolog bernama Howard Carter, yang merupakan orang pertama yang memasuki makam Tutankhamun pada tahun 1922.
Carter meninggal 11 tahun kemudian setelah berjuang melawan Limfoma Hodgkin, yakni kanker yang telah dikaitkan dengan keracunan radiasi.
Orang lain yang pernah memasuki makam ini termasuk Lord Carnarvon, yang meninggal karena keracunan darah lima tahun kemudian.
"Populasi Mesir kontemporer dan kuno dicirikan oleh insiden kanker hematopoietik yang luar biasa tinggi, kanker tulang/darah/getah bening, dengan penyebab utama yang diketahui adalah paparan radiasi," tulis Fellowes dalam studinya.
Baca juga: Arkeolog Ungkap Temuan Mumi Mesir Memiliki Janin Sebelum Diawetkan
Lebih lanjut Fellowes mengatakan, radiasi tersebut tidak terbatas pada makam saja. Sebab, ia juga menemukan tingkat radiasi yang tinggi yang terdeteksi di seluruh situs di Mesir.
"Radiasi itu telah terdeteksi oleh alat penghitung Geiger di dua situs di Giza yang berdekatan dengan piramida," tulisnya.
Selain itu, sebuah studi modern juga telah mengonfirmasi adanya tingkat radiasi yang sangat tinggi di makam Mesir kuno, yakni 10 kali lipat dari standar keamanan yang bisa diterima.
Namun, peneliti meyakini bahwa orang Mesir kuno sadar akan racun tersebut.
"Sifat kutukan tersebut secara eksplisit tertulis di beberapa makam, dengan salah satu makam diterjemahkan sebagai, 'mereka yang merusak makam ini akan menemui ajal oleh penyakit yang tidak dapat didiagnosis oleh dokter'" tambah Fellowes.
Baca juga: Arkeolog Temukan Tumor Langka Berisi Gigi pada Mumi Perempuan Mesir Berusia 3.000 Tahun
Terjemahan lain yang tidak menyenangkan seperti “dilarang” karena “roh jahat” mungkin telah secara signifikan memicu ketakutan bahwa kutukan supernatural masih ada di situs kuno tersebut.