Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Menangis Bisa Membuat Seseorang Merasa Lebih Tenang

Kompas.com - 16/03/2024, 07:30 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Menangis adalah respons alami manusia terhadap beberapa emosi. Ini sering kali ditandai dengan keluarnya air mata.

Air mata merupakan cairan bening yang dikeluarkan oleh kelenjar lakrimal (kelenjar air mata) yang terdapat pada mata.

Air mata diproduksi oleh kelenjar yang terletak di atas dan di bawah kelopak mata yang berfungsi untuk melumasi, menutrisi, dan melindungi mata.

Baca juga: Apakah Marah dan Menangis Membatalkan Puasa Puasa?


Lantas, benarkah menangis membuat seseorang merasa lebih baik?

Menangis punya efek menenangkan

Menenangkan diri adalah ketika seseorang dapat mengatur emosinya, bersikap tenang, dan mengurangi kesusahan mereka sendiri.

Penelitian pada 2014 menemukan bahwa menangis berpotensi memiliki efek langsung dalam menenangkan diri seseorang, menurut Medical News Today.

Studi tersebut menjelaskan bagaimana menangis mengaktifkan sistem saraf parasimpatis (PNS), yang dapat membantu orang menjadi rileks.

Baca juga: Jackie Chan Menangis Saat Menonton Film Bersama Putrinya, Ini Faktanya

Selain itu, ketika Anda menangis sebagai respons terhadap stres, air mata yang dikeluarkan mengandung sejumlah hormon stres dan bahan kimia lainnya.

Para peneliti percaya bahwa menangis berpotensi mengurangi kadar bahan kimia dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat mengurangi stres.

Sejalan dengan itu, dikutip dari Healthline, menangis dan mengekspresikan emosi dapat membawa perasaan lega.

Sebaliknya, menahan atau memendam emosi dapat menyebabkan seseorang mengalami tekanan mental.

Baca juga: Bisakah Kucing Menangis Saat Sedih atau Terluka? Berikut Penjelasannya

Para ilmuwan juga menjelaskan bahwa komposisi air mata emosional mungkin mengandung protein dan hormon yang tidak ditemukan pada air mata basal atau refleks.

Dan hormon tersebut terkait dengan peningkatan suasana hati dan mengurangi stres seseorang setelah menangis.

Studi tahun 2015 juga menemukan bahwa, penurunan dan kembalinya emosi ke level sebelumnya membuat orang yang menangis merasa seolah-olah berada dalam suasana hati yang jauh lebih baik.

Meski demikian, masih diperlukan lebih banyak penelitian tentang efek menangis dan komposisi air mata emosional sebelum menentukan manfaatnya untuk terapi emosional.

Baca juga: Alasan Seseorang Menangis Ketika Merasa Senang atau Mendapat Kabar Gembira

Manfaat menangis lainnya

Dilansir dari laman Harvard Health Publishing, berikut adalah sejumlah manfaat positif lainnya dari menangis:

  • Melepaskan stres dan rasa sakit. Penelitian telah menemukan mengeluarkan air mata emosional juga melepaskan oksitosin dan endorfin.
  • Menangis juga terbukti meningkatkan perilaku keterikatan, mendorong kedekatan, empati, dan dukungan dari teman dan keluarga.
  • Menangis dapat membantu mengangkat semangat seseorang dan membuat mereka merasa lebih baik.
  • Selain menghilangkan rasa sakit, oksitosin dan endorfin dapat membantu meningkatkan mood.
  • Berpotensi meningkatkan kualitas tidur berkat efeknya yang menenangkan, meningkatkan suasana hati, dan menghilangkan rasa sakit.
  • Menangis membantu membunuh bakteri dan menjaga mata tetap bersih karena air mata mengandung cairan lisozim.

Demikian beberapa manfaat dari menangis dan efeknya dalam membuat seseorang merasa lebih tenang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com