Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh Korban Jiwa, Bisakah Virus Langka Alaskapox Muncul di Indonesia?

Kompas.com - 22/02/2024, 15:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus langka Alaskapox (AKPV) dilaporkan menginfeksi setidaknya tujuh warga Amerika Serikat, salah seorang di antaranya meninggal dunia.

Diberitakan Sky News, Alaskapox disebut menyerang seorang wanita yang tinggal di dekat Fairbanks, Alaska pada 2015.

Sejak saat itu, diketahui sudah ada tujuh orang Alaska yang mengidap penyakit misterius ini dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir.

Terbaru, seorang pria lanjut usia yang tinggal di Semenanjung Kenai, Alaska meninggal pada akhir Januari 2024 dengan kondisi positif Alaskapox saat menjalani perawatan di rumah sakit.

Virus Alaskapox memang berasal dari Alaska, sesuai namanya. Namun, bisakah virus langka ini menyebar hingga Indonesia?

Baca juga: Gejala Alaskapox, Virus Langka yang Catatkan Kematian Pertama di Dunia


Apa itu Alaskapox?

Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan infeksi Alaskapox merupakan penyakit dari virus yang sekeluarga dengan Smallpox, Cowpox, atau monkeypox.

Alaskapox merupakan virus yang bersifat zoonosis karena awalnya diidap mamalia kecil sejenis tikus di Alaska dan berpotensi menular ke manusia.

Dicky menjelaskan, Alaskapox memiliki gejala awal yang ringan. Penderita akan mengalami ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening.

"Mengapa ada kematian? Karena ada keterlambatan deteksi dan pengobatan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/2/2024).

Dia menyebutkan, Alaskapox sebenarnya termasuk kategori penyakit yang ringan.

Namun, kondisi ini dapat menjadi semakin parah jika diderita oleh orang dengan sistem imun yang rendah, seperti penderita kanker. Jika terlambat diobati, pasien berpotensi meninggal dunia.

Baca juga: Gejala Monkeypox atau Penyakit Cacar Monyet Menurut WHO

Potensi Alaskapox ke Indonesia

Lebih lanjut, Dicky menjelaskan, virus Alaskapox berasal dari sejenis mamalia kecil yang berasal dari Alaska. Mamalia tersebut adalah shrews (Soricidae), tikus asli Alaska atau tupai.

"Tikus-tikus ini adanya di Alasaka. Karena di daerah dingin, (tikus) ini berbulu lebat," lanjut dia.

Dia mengungkapkan, tikus tersebut asli Alaska dan sejauh ini belum terdeteksi di wilayah lain di luar negara bagian Amerika Serikat tersebut.

Menurutnya, virus Alaskapox dapat menular ke manusia jika ada kontak langsung dengan hewan yang mengidapnya. Selain itu, virus akan menular ke orang yang memiliki luka kecil di tubuhnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com