Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Meningkat, Gunung Anak Krakatau Erupsi Dua Kali Pagi Ini

Kompas.com - 15/12/2023, 14:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Lampung, kembali mengalami erupsi pada Jumat (15/12/2023) pagi.

Berdasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), gunung berapi ini beberapa kali mengeluarkan abu vulkanik hingga ketinggian 300 meter dari puncak.

Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG Ahmad Basuki mengatakan, erupsi Anak Krakatau pagi ini terjadi pada pukul 09.14 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai 300 meter di atas puncak.

Kolom abu tersebut teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal serta condong ke arah utara.

Letusan gunung berapi ini, terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 45 milimeter dan durasi sekitar 14 detik.

"Tidak terdengar suara dentuman," kata Basuki saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (15/12/2023).

Baca juga: Gempa M 4,6 Guncang Sukabumi, Adakah Kaitan dengan Aktivitas Gunung Salak?

Abu vulkanik setinggi 300 meter dari puncak Gunung Anak Krakatau juga kembali teramati pada pukul 09.29 WIB.

Masih berwarna kelabu dan bergerak ke arah utara, Basuki menuturkan bahwa erupsi ini terekam dengan amplitudo maksimum 49 milimeter dan durasi 15 detik.

Kendati demikian, Gunung Anak Krakatau saat ini masih berada pada status Level III atau Siaga.

Dia pun merekomendasikan masyarakat untuk tidak mendekati Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius lima kilometer.

"Masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif," ujarnya.

Sebelumnya, PVMBG juga mencatat enam kali letusan Gunung Anak Krakatau pada Jumat pukul 00.00-06.00 WIB.

Baca juga: Aktivitas Gunung Bromo Meningkat, Warga Dilarang Dekati Puncak Radius 1 Kilometer

Hujan abu di Pulau Subesi

Letusan Gunung Anak Krakatau turut memberikan dampak bagi masyarakat di Pulau Sebesi, Lampung Selatan.

Masyarakat di pulau terdekat dengan gunung api ini mengeluh terdampak abu vulkanik hingga menyebabkan mata perih dan sesak napas.

Salah seorang warga Pulau Sebesi, Rachmatullah mengatakan, aktivitas warga sedikit terkendala akibat abu vulkanik yang terbawa angin hingga ke pulau itu.

"Iya, abunya jadi masalah. Ini hampir seluruh pulau sudah kena, banyak masyarakat yang sakit mata, perih, sama susah napas," kata Rachmat kepada Kompas.com, Jumat.

Dia menambahkan, material hujan abu vulkanik ini semakin intens seiring Anak Krakatau yang aktif dan mengalami erupsi berkepanjangan.

"Angin arahnya memang ke Pulau Sebesi, jadi ya kita terdampak abunya," lanjutnya.

Baca juga: 5 Gunung Api dengan Letusan Terbanyak Sepanjang 2023, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com