Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Peristiwa 17 Oktober 1952, Tank dan Meriam Mengarah ke Istana

Kompas.com - 17/10/2023, 07:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 71 tahun yang lalu atau tepatnya pada 17 Oktober 1952, terjadi peristiwa ketika sejumlah perwira TNI AD yang dipimpin Kolonel Abdul Haris (AH) Nasution sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) bersama rakyat berdemo di depan Istana Merdeka, Jakarta.

Bahkan pada saat itu tank, meriam, dan persenjataan artileri dihadapkan ke arah Istana Merdeka.

Namun, bukan sebagai bentuk perlawanan, melainkan hanya meminta tuntutannya bisa dikabulkan oleh Presiden Soekarno.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S/PKI Ditemukan di Lubang Buaya

Baca juga: Urutan Pangkat TNI AD, AU, dan AL dari Tertinggi sampai Terendah

Awal mula kejadian

Dikutip dari Kompas.com (17/10/2018), latar belakang terjadinya peristiwa 17 Oktober 1952 tersebut yakni tertundanya pemilihan umum (pemilu) yang dianggap sebagai strategi Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) untuk mempertahankan kedudukan mereka di tengah kondisi politik yang tidak stabil pada saat itu.

Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya sejumlah pejabat yang melakukan tindak pidana korupsi dan lainnya yang merugikan negara.

Sementara itu, banyak juga anggota militer yang menjadi pimpinan politik yang membuat KSAD Kolonel AH Nasution dan Kepala Staf Angkatan Perang Mayjen TB Simatupang ingin mengembalikan tentara sesuai fungsinya.

Situasi tersebut mendapat respons tak baik oleh Kolonel Bambang Supeno. Supeno saat itu tak sependapat dengan AH Nasution dan bahkan menganggap kinerjanya tak baik.

Baca juga: Sejarah Lahirnya Kostrad TNI AD, Berawal dari Gagasan AH Nasution

Akhirnya, Supeno mengirimkan surat ke parlemen karena merasa tak puas dengan kepemimpinan AH Nasution.

Sehingga, internal militer pun terpecah menjadi dua pandangan dan DPRS ikut andil dalam masalah ini.

DPRS kemudian membuat sejumlah mosi untuk menyikapi masalah internal yang terjadi. Mosi itu menjadi sebuah persoalan baru karena dianggap terlalu mengintervensi terhadap masalah internal TNI.

Keadaan politik yang tidak stabil itu juga membuat rakyat geram dan menginginkan agar pemilu dipercepat sehingga anggota parlemen dapat segera diganti.

Baca juga: Kisah Serma Riadi, Babinsa TNI yang Ditangisi Anak-anak Saat Pindah Tugas: Om Tentara Cepat Pulang!

Melakukan unjuk rasa di Istana Merdeka

DPRS yang terlalu mengintervensi TNI AD itu membuat AH Nasution dan perwira militer lain meluapkan ketidakpuasannya dengan melakukan unjuk rasa.

Pada 17 Oktober 1952, para perwira militer bersama 30.000 demonstran melakukan unjuk rasa di Istana Merdeka, tempat tinggal Presiden Soekarno.

Tank, meriam, dan persenjataan artileri bahkan dihadapkan menuju ke Istana Merdeka.

Namun, hal tersebut bukan untuk melakukan perlawanan, mereka hanya meminta parlemen dibubarkan dan konflik dalam tubuh militer segera diakhiri.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com