Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Dangdut Warisan Budaya Indonesia

Kompas.com - 14/10/2023, 06:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA telah mengunjungi lebih dari tujuh puluh negara di planet bumi ini sambil mencoba mempelajari kebudayaan negara-negara yang saya kunjungi tersebut.

Ternyata masing-masing negara memiliki jati diri jenis kesenian termasuk seni tari yang khas.

Misalnya, Austria memiliki Walsa, Brasilia Samba, Argentina Tango, Kuba Rumba, Mambo, Salsa, Amerika Serikat Rock, Korea K-Pop, India Kuchipudi, Spanyol Flamenko yang masing-masing memiliki karakter irama dan gaya gerak beda satu dengan lainnya.

Dapat disimpulkan pula bahwa pada hakikatnya seni-tari merupakan seni yang paling paripurna dalam menuntut kemampuan batiniah sekaligus kemampuan ragawiah. Seni-tari dapat ditampilkan secara individual, namun juga secara massal.

Dalam rangka mendirgahayu 50 tahun persahabatan Korea-Indonesia di Seoul, 29 September 2023, saya sempat menyaksikan dengan mata di kepala sendiri, betapa paduan suara Armonia penuh gairah semangat mengalunkan irama Dangdut menggoyang Seoul dengan lagu Ojo Dibandingke.

Dubes Sulis langsung turun melantai bersama Ibu Dubes Susi berjoged didampingi para Dubes negara-negara Asean yang ikut menghadiri pergelaran di panggung utama pelataran Gwanghwanmun disambut gemuruh tepuk tangan dan gelegar sorak sorai ribuan penonton di Seoul, Korea.

Bahkan setelah acara pergelaran resmi sudah usai, ternyata ribuan masyarakat Seoul masih enggan meninggalkan kawasan Gwanghwanmun demi lanjut berjoget-ria diiringi lagu-lagu gembira berirama semarak Dangdut tiada dua di planet bumi ini.

Pada saat itu rasa bangga dan terharu menyelinap ke dalam lubuk sanubari saya akibat menyaksikan kenyataan Dangdut berjaya menggoyang Seoul.

Pada saat itu pula sebagai warga Indonesia yang bangga atas mahakarsa dan mahakarya kebudayaan bangsa Indonesia, saya merasa yakin bahwa pada hakikatnya harkat dan martabat dangdut setara duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan Samba, Rumba, Tango, K-Pop maupun seni-tari bangsa manapun di marcapada ini.

Maka sebagai seorang insan warga Indonesia yang cinta kebudayaan Indonesia, saya merasa yakin bahwa dangdut sangat layak dinominasikan ke UNESCO demi bersama wayang, batik, keris, angklung, subak, noken, Borobudur, sureg galigo dan lain-lain memperoleh pengakuan lembaga kebudayaan PBB sebagai warisan kebudayaan bangsa, negara dan rakyat Indonesia yang dipersembahkan kepada dunia.

Saya sadar atas kenyataan bahwa ada saja pihak yang tega hati melecehkan dangdut sebagai “seni kampungan”.

Maka saya siap mempertahankan keyakinan saya terhadap harkat dan martabat adiluhur dangdut sampai titik darah penghabisan saya terhadap pihak-pihak yang tega hati memandang rendah dangdut sebagai “seni-kampungan” maka dianggap tidak layak dinobatkan oleh UNESCO sebagai warisan kebudayaan Indonesia dipersembahkan kepada dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com