Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Nasib Grup Wagner di Rusia Usai Yevgeny Prigozhin Tewas?

Kompas.com - 28/08/2023, 13:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin resmi dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat pesawat Embraer-135 di Tver, Rusia pada Rabu (23/8/2023).

Kabar ini disampaikan oleh Juru bicara Komite Investigasi Rusia Svetlana Petrenko sesuai laporan hasil analisis genetik molekuler para korban, Minggu (27/8/2023).

"Berdasarkan hasil penyelidikan, identitas ke-10 korban telah diketahui, mereka sesuai dengan daftar yang tertera dalam daftar penerbangan," ujarnya, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (27/8/2023).

Selain Yevgeny Prigozhin, korban tewas lainnya adalah tangan kanan Prigozhin yakni Dmitry Utkin, Valery Chekalov, Sergei Propustin, Yevgeny Makaryan, Alexander Totmin, dan Nikolay Matuseyev.

Baca juga: Yevgeny Prigozhin, Bos Wagner Rusia Diduga Tewas dalam Kecelakaan Pesawat, Ini Respons Tokoh Dunia

Kronologi kecelakaan yang menewaskan Prigozhin

Pesawat tersebut diterbangkan oleh pilot Alexei Levshin dan co-pilot Rustam Karimov, serta seorang pramugari Kristina Raspopova.

Pesawat Embraer-135 yang rencananya terbang dari Moskwa ke Sankt Peterburg mendadak terjun dari ketinggian 8.534 meter menuju ketinggian 2.438 meter.

Para pejabat Amerika Serikat menduga kejadian ini disebabkan adanya ledakan di dalam pesawat.

Wagner Group diketahui merupakan kelompok tentara bayaran yang membantu pasukan Rusia menyerang pasukan Ukraina.

Namun, ketegangan di antara Wagner dan Rusia sempat muncul ketika Yevgeny Prigozin menyatakan membelot pada akhir Juni 2023.

Lantas, apa yang akan terjadi setelah bos Wagner tewas?

Baca juga: Sosok Yevgeny Prigozhin, Penjual Hotdog yang Bertransformasi Jadi Pemimpin Tentara Bayaran Wagner Group


Nasib tentara Wagner: berpindah negara

Setelah pemberontakan Prigozin terhadap Rusia berakhir, ratusan tentara Wagner pindah mengasingkan diri ke negara tetangga, Belarus. Namun, mereka tidak merasa puas dengan gaji di negara tersebut.

Dilansir dari The Guardian (23/8/2023), hanya tersisa sekitar 1.250 orang yang bertahan di Belarus. Sisanya memilih pindah ke Afrika bagian barat.

Sementara itu, operasi Wagner melawan Ukraina juga terhenti selama dua bulan terakhir akibat upaya pemberontakan melawan pemerintahan Vladimir Putin.

Setelah kematian Prigozin, tentara Wagner dan keluarga mereka merasa khawatir terhadap masa depan mereka.

Dikutip dari The Washington Post (24/8/2023), mereka berkumpul di kantor penggajian di Goryachy Klyuch, Rusia yang diduduki Wagner untuk membahas nasib mereka.

Para tentara bayaran mengkhawatirkan gaji dan tunjangan yang dijanjikan Wagner. Lebih dari 100 orang mengantre untuk menemui perwakilan Wagner secara langsung.

Para keluarga juga bertanya-tanya apakah suami dan saudara laki-laki mereka yang bergabung ke Wagner dapat kembali ke rumah.

Seorang perwakilan administrasi Wagner menyampaikan bahwa karyawan dan departemen perusahaan akan melanjutkan pekerjaan mereka. Sementara para keluarga diminta bersabar dan tidak terpancing provokasi.

Meski begitu, kelompok tentara bayaran lain mulai berusaha menyaingi Wagner. Sejumlah pasukan Wagner tampaknya ditawari pindah ke perusahaan pesaing bernama PMC Redut. 

Baca juga: Kronologi Jatuhnya Pesawat yang Diduga Bawa Bos Wagner Prigozhin, Sempat Menukik Selama 30 Detik

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com