Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Panglima TNI Perintahkan Bantuan Tempur Maksimal ke Papua

Kompas.com - 17/04/2023, 20:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memerintahkan bantuan tempur maksimal ke Papua.

Hal itu menyusul tewasnya prajurit TNI Satgas Yonif R 321/GT Pratu Miftahul Arifin yang ditembak Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua.

Dilansir dari Kompas TV, Pratu Miftahul tewas ditembak usai Satgas terlibat baku tembak dengan KST di Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023).

Kontak tembak bermula ketika Satgas melakukan penyisiran dekat lokasi yang diduga tempat penyanderaan pilot Susi Air.

Baca juga: Usai Seorang Prajurit TNI Gugur, Panglima Terbang ke Papua Didampingi KSAD dan Pangkostrad

Upaya persuasif pembebasan pilot Susi Air

Sebelum memerintahkan mobilisasi bantuan tempur maksimal, Panglima TNI Yudo sempat enggan mengerahkan kekuatan militer ke Papua.

Menurut Yudo, TNI masih akan menggunakan cara persuasif dalam operasi pembebasan pilot Susi Air agar tidak membahayakan masyarakat.

"Saya tidak mau mengerahkan kekuatan TNI hanya untuk menyelamatkan pilot," kata Yudo dikutip dari Kompas TV, Minggu (9/4/2023) lalu.

"Kalau diserang TNI, pasti pilot akan dibunuh sama mereka. Nanti difitnah TNI yang membunuh atau Polri," sambungnya.

Tanggapan pengamat militer

Pengamat militer Khairul Fahmi mengatakan, pernyataan Panglima TNI yang awalnya enggan mengerahkan pasukan, namun kini memerintahkan bantuan tempur maksimal ke Papua bukanlah blunder. 

Khairul menilai, cara persuasif yang sempat diutarakan Yudo merupakan kebijakan yang akan ditempuh Pemerintah dan harus dijalankan.

"Namun hal itu bukan berarti Polri-TNI tidak bergerak atau pasif," kata Khairul kepada Kompas.com, Senin (17/4/2023).

"Pada saat yang sama, aparat kita tetap melakukan langkah-langkah yang dipandang perlu untuk mendukung upaya penyelamatan," sambungnya.

Baca juga: Kronologi Satu Prajurit TNI Gugur Diserang KKB Saat Operasi Pencarian Pilot Susi Air

Persemayaman Serka (Anumerta) Robertus Simbolon di Markas Komando Yonif PR 305/Tengkorak Kostrad, Karawang, Jawa Barat, Rabu (12/4/2023). Serka Robertus merupakan personel Satgas Yonif PR 305/Tengkorak Kostrad yang gugur setelah diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Minggu (9/4/2023).Dispenad Persemayaman Serka (Anumerta) Robertus Simbolon di Markas Komando Yonif PR 305/Tengkorak Kostrad, Karawang, Jawa Barat, Rabu (12/4/2023). Serka Robertus merupakan personel Satgas Yonif PR 305/Tengkorak Kostrad yang gugur setelah diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Minggu (9/4/2023).

TNI perlu evaluasi

Lebih lanjut, Khairul menyampaikan bahwa tewasnya Pratu Miftahul pada Sabtu (15/4/2023) lalu merupakan insiden.

Peristiwa seperti itu, menurutnya bisa selalu terjadi di kawasan konflik seperti di Papua.

Kendati demikian, ia menilai kontak tembak yang berujung pada tewasnya prajurit TNI bukan berarti Pemerintah gagal atau harus melakukan pergantian pendekatan.

Khairul juga menyarankan supaya TNI melakukan evaluasi secara mendalam.

Tujuannya untuk mengurangi risiko sekaligus meningkatkan keamanan dan keberhasilan operasi pembebasan pilot Susi Air.

Baca juga: TNI Diserang KKB Saat Cari Pilot Susi Air di Distrik Mugi, Ada yang Gugur

Halaman:

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com