KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengungkap alasan mengapa kursi bagian tengah di rangkaian tengah kereta selalu terisi dan terblok di aplikasi KAI Access.
Vice President (VP) Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, kursi tersebut memang sengaja diblok.
"Tempat duduk tersebut sengaja diblok untuk kepentingan pelayanan dan operasional," ujar Joni saat dihubungi Kompas.com, Jumat (7/4/2023).
Dalam hal pelayanan, kata Joni, sebagai alokasi jika terjadi gangguan atau kerusakan pada sarana di dalam kereta.
Sebagai contoh, AC yang bocor hingga airnya menetes ke tempat duduk, atau gangguan pada bagian kursi itu sendiri, dan mengantisipasi hal-hal lain yang tidak terduga.
Sementara itu, dalam hal operasional, untuk mengantisipasi dan alokasi keperluan perjalanan dinas pegawai.
"Meski demikian, jika dalam kurun waktu 45 menit sebelum kereta api berangkat, tempat duduk dinas tersebut tidak digunakan maka akan dijual untuk umum," terangnya.
Joni menegaskan, KAI berkomitmen secara transparan dan terpercaya dalam menyediakan tiket kereta api bagi seluruh pelanggan.
Khususnya, saat peak season seperti pada masa angkutan Lebaran kali ini.
Untuk menangkal praktik percaloan tiket, KAI sudah lama menerapkan kebijakan one seat, one passenger dan boarding system.
"Yang mewajibkan nama penumpang sesuai antara yang tertera di tiket dan di kartu identitas," kata Joni.
Ia menjelaskan, pemesanan tiket secara online dapat melalui aplikasi KAI Access, website kai.id, contact center 121, dan berbagai mitra penjualan resmi yang bekerja sama dengan KAI.
Adapun loket di stasiun hanya melayani penjualan tiket go show mulai 3 jam sebelum jadwal keberangkatan kereta api.
Baca juga: Ramai soal Minta Bantuan Porter di Stasiun Harus Bayar atau Tidak? Ini Penjelasan KAI
Sebelumnya, ramai unggahan di media sosial bernarasi kursi bagian tengah di rangkaian tengah kereta api selalu terisi dan dicurigai ulah orang dalam.