KOMPAS.com - Seseorang yang mengalami kecelakaan parah melibatkan otak dapat menyebabkannya hilang kesadaran atau koma.
Pasien koma mungkin akan terlihat seperti orang yang tidur nyenyak. Padahal, kondisi ini jauh lebih serius dari itu.
Dikutip dari situs Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), koma adalah keadaan saat seseorang tidak sadar, tidak responsif, dan tidak dapat dibangunkan.
Koma dapat terjadi akibat cedera pada otak, seperti cedera kepala parah atau stroke. Selain itu juga bisa disebabkan oleh keracunan alkohol yang parah atau infeksi otak.
Orang yang mengalami koma sebenarnya masih hidup. Namun, ia tidak memiliki kemampuan untuk bangun dan otaknya hanya sanggup beraktivitas sangat sedikit.
Seiring waktu, umumnya pasien koma akan pelan-pelan mulai sadar dan bangun kembali dalam waktu beberapa minggu.
Baca juga: Kisah Al-Waleed, Pangeran Tidur Arab Saudi yang Koma 17 Tahun
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi saat seseorang mengalami koma?
Medical News Today melaporkan, penyebab koma bervariasi. Namun, semuanya melibatkan cedera pada otak atau sistem saraf pusat (SSP).
Penyebab koma antara lain:
Kadar gula darah penderita diabetes kadang-kadang bisa naik atau turun terlalu banyak.
Jika keadaan ini terjadi terlalu lama dapat menimbulkan koma.
Suplai oksigen ke otak berkurang atau terputus, misalnya karena serangan jantung, stroke, atau hampir tenggelam. Akibatnya, aktivitas otak akan berkurang dan jatuh dalam kondisi koma.
Peradangan parah pada SSP yang disebut ensefalitis atau jaringan otak yang dikenal sebagai meningitis dapat menyebabkan koma.
Paparan karbon monoksida dapat menyebabkan kerusakan otak dan koma. Kondisi serupa dialami orang yang overdosis obat.
Kecelakaan lalu lintas, cedera saat olahraga, dan kekerasan yang melibatkan pukulan di kepala dapat menyebabkan koma.
Baca juga: Ramai soal Siklus Menstruasi pada Pasien Koma, Ini Penjelasan Dokter