Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Ombak Rata atau Palungan Disebut Berbahaya, Ini Kata Pakar

Kompas.com - 22/02/2023, 07:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video rekaman ombak di laut yang disebut ombak Palungan ramai dibicarakan melalui media sosial.

Dalam unggahan ini, sebuah akun TikTok membagikan fenomena ombak yang terlihat mendatar di Selat Bali yang disebut sebagai ombak Palungan.

@fakta_seputar_dunia Namanya "Palungan", terlihat datar tetapi memiliki arus laut yg sangat kuat #faktaseputardunia???? #faktaunik #bali #foryou ? suara asli - DENII

Akun tersebut juga menyebutkan bahwa ombak Palungan sangat dihindari oleh kapal karena memiliki arus kuat.

Hingga saat ini, video tersebut telah disukai sebanyak 669.600 warganet dan mendapatkan 2.952 komentar.

Lalu, apa sebenarnya ombak Palungan itu dan benarkah bisa membahayakan pelayaran kapal?

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan agar Tidak Terseret Ombak? Ini Kata Basarnas


Apa itu ombak Palungan?

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo membantah anggapan bahwa ombak Palungan termasuk ombak yang berbahaya.

"Ombak Palungan itu belum dikenal dalam ilmu oceanografi. Jadi itu hanya penamaan lokal saja sebenarnya," ujar Eko saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Menanggapi video yang beredar mengenai ombak Palungan, Eko menyebut itu sebagai gelombang laut biasa. Berbeda dari informasi yang beredar, ombak itu juga tidak membahayakan bagi pelayaran.

Hal ini karena ombak datar yang disebut Palungan itu tidak memiliki energi dan ketinggian yang signifikan. Suatu ombak baru bisa disebut berbahaya bagi keadaan di sekitarnya jika memiliki ketinggian di atas 1-1,5 meter.

Ia menjelaskan, gelombang laut muncul berkat adanya tiupan angin yang cepat. Semakin kencang hembusan angin laut, semakin tinggi gelombang yang akan timbul.

Baca juga: Mulai Malam Ini, Fenomena Konjungsi Tripel Bulan-Venus-Jupiter

Misalnya, angin dengan kecepatan 20-25 knott bisa menyebabkan gelombang setinggi 2 hingga 2,5 meter.

Adapun pergerakan gelombang laut yang berada di tepi pantai disebut arus laut.

"Jadi, ada anggapan ombak Palungan itu ada energi yang menyedot ke bawah. Anggapan itu tidak benar," tegasnya.

Daripada mengkhawatirkan ombak Palungan, Eko menyebut masyarakat yang berwisata ke pantai seharusnya mewaspadai kemunculan rip current atau arus balik.

Ia menjelaskan, rip current adalah arus balik yang arahnya tegak lurus dengan garis pantai. Biasanya, gelombang ini akan sangat membahayakan bagi pengunjung pantai karena bisa menyebabkan mereka terseret ke laut yang lebih dalam.

Meski begitu, Eko mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu merasa takut menghadapi kondisi-kondisi yang mungkin muncul di laut.

"Masyarakat tidak perlu merasa panik dengan keadaan di laut. Ikuti saja informasi dari BMKG terkait kecepatan angin, gelombang, dan arus laut," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com