KOMPAS.com - Seorang siswa jatuh pingsan di ruang ujian setelah mengetahui dirinya merupakan satu-satunya pria di antara 500 murid perempuan di distrik Nalanda Bihar, India.
Siswa tersebut bernama Manish Shankar Prasad (17) yang sedang menempuh ujian matematika di Brilliant Convent School, Simdargarh.
Dikutip dari Gulf Today, pihak keluarga mengatakan bahwa Prasad adalah satu-satunya siswa laki-laki di pusat ujian.
Ketika Prasad melihat dirinya berada di antara sejumlah besar siswi perempuan, ia menjadi gugup dan pingsan di lantai.
Pihak sekolah kemudian membawanya ke rumah sakit kota itu untuk mendapatkan perawatan.
Prasad akhirnya kembali sadar setelah beberapa jam di rumah sakit.
Kerabat lain menyalahkan Dewan Menengah Bihar karena memberinya pusat ujian yang didedikasikan untuk murid perempuan.
"Ada lebih dari 500 siswa perempuan di pusat ujian. Administrasi sekolah telah memberikan tempat duduk kepada keponakan saya di aula utama sekolah yang dikelilingi oleh sejumlah besar perempuan," kata bibi Prasad.
"Prasad gagal menangani situasi. Setelah melihat sejumlah besar gadis-gadis di ruangan, ia jatuh pingsan," sambungnya.
Menurutnya, Prasad sempat mengalami sakit kepala dan demam karena rasa gugup.
Dikutip dari India Times, ia juga sangat gugup sehingga hampir tidak bisa berbicara ketika diwawancarai mengenai apa yang terjadi selama ujian.
Baca juga: Kisah Nenek SAI, Laporkan Pencabulan yang Menimpa Cucunya, Kini Dilaporkan Balik Pelaku
Pihak keluarga dan penduduk setempat pun menyalahkan pihak berwenang atas kesalahan tersebut.
Administrasi sekolah mengklaim, Prasad mungkin telah menyebutkan jenis kelaminnya sebagai 'perempuan' secara tidak sengaja saat mengisi formulir.
Karena itu, ia ditempatkan di pusat ujian dengan peserta perempuan.
"Atau ketika anak laki-laki itu melihat jenis kelaminnya disebutkan perempuan di kartu ujiannya, seharusnya dia segera memperbaikinya," kata Shashi Bhushan Prasad, kepala sekolah di pusat ujian.
"Waktu yang cukup, 20 hari, diberikan kepada siswa untuk melakukan koreksi di kartu ujiannya," lanjutnya.
Menurutnya, insiden ini merupakan kecerobohan, baik dilakukan oleh siswa, wali, maupun sekolah saat pengisian formulir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.