Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

3 Legenda Indonesia untuk Dongeng

Kompas.com - 10/01/2023, 21:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Indonesia adalah negara kepulauan dengan 38 provinsi di dalamnya. Banyak dan luasnya wilayah yang dimiliki Indonesia membuat negara ini juga mempunyai keberagaman budaya. Bahkan, setiap daerah pun memiliki keunikannya masing-masing.

Tak terkecuali dalam hal bertutur, yaitu cerita atau kisah yang diturunkan secara turun-temurun. Tuturan inilah yang membuat negara kita memiliki berbagai macam jenis cerita, mulai dari legenda, fabel, hingga babad.

Salah satu legenda terkenal yang sering orangtua gunakan untuk mendongengkan anak adalah Legenda Batu Menangis. Kisahnya pun kini dapat diakses dalam bentuk audio drama oleh siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Cerita Legenda Batu Menangis” dengan tautan dik.si/DopingLegenda.

Legenda ini mengisahkan seorang janda miskin yang hidup bersama anak gadisnya di tengah hutan yang sangat terpencil di Kalimantan Barat. Anak gadis tersebut diceritakan sangat malas dan tidak pernah membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah.

Setelah berhasil menikah dengan saudagar kaya, sang anak pun jadi lupa diri. Ia menghina sang ibu di depan banyak orang hingga akhirnya ia berdoa agar dicabut dari cobaan yang ia terima.

Baca juga: Menghadapi Pasangan Keras Kepala

Doa itu pun dikabulkan oleh Tuhan. Anak gadisnya itu pun terlambat menyadari perbuatan buruknya. Ia memohon ampun pada sang ibu sembari menangis. Akhirnya, anak gadisnya itu pun berubah menjadi kaku seperti batu yang menangis.

Legenda Danau Toba

Selain batu menangis, Danau Toba juga merupakan kisah legenda yang terkenal dari Sumatera Utara. Legenda ini mengisahkan lelaki bernama Toba yang mendapatkan seekor ikan emas ajaib ketika sedang memancing. Ikan emas tersebut kemudian berubah menjadi seorang wanita cantik dan membuat Toba jatuh cinta.

Mereka pun akhirnya menikah dan dikaruniai anak dengan syarat Toba tidak boleh menyumpahi Samosir sebagai anak ikan. Namun, karena Samosir anak yang pembangkang, ia tak melakukan tugasnya untuk mengantar makanan pada ayahnya dengan baik.

Hal ini pun membuat Toba hilang kesabaran. Dengan murka, ia menyumpahi Samosir dan menyebut anaknya itu sebagai anak ikan. Saat itu juga, dari jejak kaki Toba muncul mata air yang mengalir sangat deras hingga akhirnya menenggelamkan desa Toba beserta beberapa desa di sekitarnya.

Istri Toba pun berubah kembali dalam bentuk ikan dan menceburkan dirinya ke dalam genangan air danau. Sementara itu, Samosir berhasil selamat setelah berlari ke atas bukit di tengah danau.

Legenda Danau Sentani

Danau Sentani merupakan Danau Terluas di Jayapura, Papua. Ternyata, danau yang juga merupakan sumber mata pencaharian orang Sentani ini juga memiliki legendanya.

Dikisahkan dua orang bernama Haboi dan Wally melihat langit siang di atas Kampung Yomoko semakin kelam diliputi kegelapan. Menghadapi situasi ini, orang-orang Yomoko berunding dan sepakat untuk mendorong langit ke atas dan bumi tetap di tempatnya.

Kemudian, Dobonai membawa mereka ke suatu tempat di alam terbuka berisi air yang sangat keruh. Dobonai pun menutup ember supaya airnya tidak keluar dan berpesan agar selama dalam perjalanan pulang tidak boleh berburu.

Baca juga: 7 Alasan Orangtua Tetap Butuh “Me Time”

Sayangnya, dalam perjalanan pulang, Haboi dan Wally melihat seekor babi hutan yang sangat besar. Mereka pun tergoda dan menurunkan ember tersebut. Namun, tak disadari ember itu pecah.

Air dari dalamnya keluar menjadi air bah yang menghanyutkan keduanya dari tengah gunung Dobonsolo.

Haboi dan Wally menghentikan derasnya air dengan membenamkan ujung sebilah belati yang terbuat dari tulang hewan ke tanah. Air pun masuk dan keluar lagi memenuhi seluruh daratan rendah. Bekas air itu akhirnya membentuk sebuah danau besar di hadapan mereka.

Dengarkan episode lengkap “Cerita Legenda Batu Menangis” melalui tautan dik.si/DopingLegenda.

Dengarkan pula ratusan dongeng menarik lainnya hanya melalui siniar Dongeng Pilihan Orangtua di Spotify. Ikuti juga siniarnya sekarang juga agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com