Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Aktivis HAM Munir Lahir 8 Desember 1965

Kompas.com - 08/12/2022, 09:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib lahir 8 Desember 1965 di Malang, Jawa Timur.  

Munir menjadi salah satu pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS). 

Munir dilaporkan meninggal setelah dibunuh dengan racun arsenik pada 7 September 2004 ketika dalam perjalanan ke Belanda.

Berikut profil Munir, sepak terjangnya dalam memperjuangkan keadilan hukum, hingga kronologi kematiannya.

Baca juga: Biografi Munir, Aktivis HAM yang Diracun di Udara

Profil Munir

Dikutip dari Kompas.com, Munir yang lahir di Batu, Malang, Jawa Timur pada 8 Desember 1965 lahir dari ayah bernama Said Thalib dan ibu bernama Jamilan.

Munir yang mempunyai garis keturunan Arab Hadhrami dan Jawa banyak menghabiskan masa kecilnya di Malang.

Beranjak dewasa, Munir lantas melanjutkan studinya di Universitas Brawijaya Malang. Ia menempuh studi di Fakultas Hukum.

Ketika menyandang status mahasiswa inilah, Munir diketahui terlibat dalam berbagai organisasi.

Baca juga: Polisi Ungkap DDS Racuni Orangtua dan Kakaknya di Magelang Terinsipirasi dari Kasus Munir hingga Mirna

Di antaranya adalah Asosiasi Mahasiswa Hukum Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, dan Forum Studi Mahasiswa untuk Pengembangan Berpikir.

Munir juga aktif sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitaas Brawijaya. Di sini, ia menduduki posisi sebagai ketua.

Munir yang lulus dari bangku kuliah pada tahun 1989, lantas aktif sebagai relawan di Lembaga Bantuaan Hukum (LBH) Surabaya selama dua tahun.

Setelahnya, ia memutuskan untuk pulang kampung ke Malang dan berprofesi sebagai Kepala Pos LBH Surabaya.

Karier Munir kemudian berlanjut sebagai Wakil Ketua Bidang Operasional Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

Sepak terjang Munir

Munir salah satu tokoh yang mendirikan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

KontraS yang lahir pada 20 Maret 1998 merupakan gugus tugas yang dibentuk oleh sejumlah organisasi civil society dan tokoh masyarakat.

Di samping itu, Munir juga aktif sebagai penasihat hukum dari salah satu kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia, yakni tragedi Tanjung Priok.

Tragedi Tanjung Priok terjadi paada 14 September 1984 yang dimulai ketika para demonstran mengadakan aksi untuk menolak implementasi Pancsila sebagai asas tunggal sebagaimana diusulkan oleh Presiden Soeharto.

Baca juga: Komisioner Baru Komnas HAM Terima 39 Laporan, dari Munir sampai IKN

Munir juga aktif mengadvokasi Marsinah, buruh yang dibunuh pada tahun 1993. Dalam kasus ini, Munir ditunjuk sebagai salah satu pengacara.

Kasus lain yang menjadi perhatian Munir adalah kasus penculikan para aktivis yang terjadi pada Masa Orde Baru.

Dalam kasus ini, sebanyak 24 orang orang diculik dengan 13 korban masih berstatus hilang, salah satunya adalah Wiji Thukul.

Penculikan terhadap para aktivitas HAM membuat Munir getol menuntut pertanggungjawaban.

Dengan tegas, Munir meminta negara untuk bertanggung jawab terhadap penculikan dan penghilangan paksa kepada para aktivis HAM ini.

Halaman:

Terkini Lainnya

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com