Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sadar Hamil Seorang Wanita Tiba-tiba Melahirkan, Bagaimana Penjelasan Medisnya?

Kompas.com - 30/10/2022, 09:32 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang warganet asal Malaysia membagikan kisah kehamilan tidak disadari di media sosial Facebook, pada Senin (24/10/2022).

Warganet ini mengaku, dia rutin menstruasi dan bahkan mengonsumsi pil kontrasepsi setiap bulannya.

Hingga pada Rabu (19/10/2022) dini hari, dia merasa sakit perut dan muntah beberapa kali. Perutnya juga terasa tidak nyaman, seperti sembelit dan ingin buang air besar.

Betapa terkejutnya ia, ketika tiba-tiba saat di sofa dirinya melahirkan seorang bayi perempuan.

Kondisi hamil tanpa sadar bukan kali pertama terjadi. Di Indonesia, tepatnya di Cianjur, Jawa Barat, seorang wanita juga melahirkan tanpa pernah menyadari kehamilan.

Diberitakan Kompas.com (15/2/2021), warga Kampung Gabungan ini melahirkan bayi perempuan berbobot 2,9 kilogram.

Benarkah ada kemungkinan seorang perempuan hamil tanpa merasakan tanda-tanda kehamilan?

Baca juga: Mungkinkah Usia Kehamilan Lebih Tua dari Usia Pernikahan? Ini Kata Dokter


Penjelasan dokter

Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata Semarang, dr Indra Adi Susianto menjelaskan, kehamilan tanpa disadari sangat mungkin terjadi.

"Bisa sekali," ujar Indra saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/10/2022).

Dia menuturkan, kondisi ini disebut dengan cryptic pregnancy. Terbilang kondisi langka, cryptic pregnancy sangat sulit dideteksi melalui tes kesehatan konvensional.

Pasalnya, si calon ibu sama sekali tidak menyadari tanda-tanda kehamilan dan tidak merasakan perubahan tubuh layaknya orang hamil.

Menurut Indra, ada beberapa penyebab ibu tidak merasakan kehamilan. Misalnya, kenaikan hormon yang menimbulkan sedikit pendarahan, mirip seperti menstruasi.

Darah yang dianggap menstruasi setiap bulan ini membuat ibu tidak melakukan tes kehamilan dan tidak sadar akan kehamilannya.

"Kemudian gangguan pola atau siklus menstruasi yang tidak teratur akibat sindroma polikistik ovarium, dan jumlah lemak dalam tubuh yang tinggi," papar Indra.

Bukan hanya itu, Indra menambahkan, ketidaksadaran juga bisa disebabkan penggunaan kontrasepsi hormonal yang tidak teratur dan usia perimenopause.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com