KOMPAS.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki wabah Escherichia coli atau E coli yang menyebar secara cepat.
Setidaknya 15 orang di Michigan dan 14 orang di Ohio menderita sakit.
Sejauh ini, sembilan orang dari 29 yang terinfeksi memerlukan rawat inap tetapi tidak ada yang meninggal, dikutip dari Live Science.
Strain E coli yang tampaknya menjadi penyebab wabah dikenal sebagai E coli O157:H7.
Baca juga: Wabah Salmonella Serang AS, Disebut Bersumber dari Bawang
Jenis bakteri ini menghasilkan racun yang disebut toksin Shiga, serta dapat menyebabkan gejala gastrointestinal yang parah, termasuk kram perut, muntah, dan diare berdarah.
Dalam beberapa kasus, infeksi E coli O157:H7 dapat menyebabkan komplikasi serius yang disebut sindrom uremik hemolitik (HUS).
Kondisi ini dapat merusak sel darah merah, ginja, serta mengakibatkan gagal ginjal dan kematian. Anak-anak dan orang memiliki peningkatan risiko HUS.
Baca juga: Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia dan Gejalanya
Pejabat kesehatan masyarakat sekarang bekerja untuk mengidentifikasi kasus penyakit tambahan yang terkait dengan wabah.
Mereka juga mewawancarai orang-orang tentang makanan yang mereka makan dalam seminggu sebelum mereka jatuh sakit.
CDC mengatakan, sumber makanan dari wabah tersebut belum dapat diidentifikasi.
Akan tetapi, berdasarkan sampel DNA E coli dari individu yang terinfeksi, kemungkinan mereka semua menjadi sakit karena memakan makanan yang sama.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Penyakit Kusta: Penularan, Gejala, dan Pengobatannya
Beberapa kasus E coli baru-baru ini di Michigan dan Ohio belum ditambahkan ke sistem database CDC, sehingga penghitungan diperkirakan akan segera meningkat.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Michigan (MDHHS) telah menerima 98 laporan infeksi E coli pada Agustus ini.
Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 20 kasus yang dilaporkan selama periode waktu yang sama tahun lalu.
"Sementara laporan penyakit E coli biasanya meningkat selama bulan-bulan musim panas yang lebih hangat, lonjakan kasus yang signifikan ini mengkhawatirkan," kata Kepala Eksekutif Medis MDHHS Dr Natasha Bagdasarian.
"Ini adalah pengingat untuk memastikan praktik terbaik dalam hal kebersihan tangan dan penanganan makanan untuk mencegah penyakit bawaan makanan semacam ini," sambungnya.
Baca juga: Apa Itu Bakteri Salmonella, Bahaya dan Penyakit yang Ditimbulkan
CDC menyarankan untuk segera menghubungi penyedia layanan kesehatan jika memiliki salah satu dari gejala E coli berikut:
Baca juga: Ramai soal NaCl Disebut Bisa Bersihkan Bakteri dan Virus di Hidung, Ini Kata Ahli Patologi