Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Citayam Fashion Week dan Latah Budaya

Kompas.com - 05/08/2022, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DEMOKRASI tidak menyeragamkan pendapat dan selera. Maka di alam demokrasi adalah wajar apabila ada yang suka dan ada yang tidak suka Citayam Fashion Week.

Yang suka menganggap Citayam Fashion Week sebagai ekspresi kreatifitas anak muda serta demokratisasi eksistensi bergaya busana.

Yang tidak suka menganggap Citayam Fashion Week sebagai gejala latah budaya yang mengganggu ketertiban lalu lintas sambil merusak lingkungan. Bahkan ada yang menganggap CTW merusak seni adhi busana.

Meski saya tergolong yang suka CFW, namun saya setuju dengan pernyataan bahwa CTF sebuah gejala latah budaya yang mengganggu ketertiban lalu lintas.

Jelas mengganggu ketertiban lalu lintas mustahil dibenarkan sebab merupakan pelanggaran tata krama lalu lintas yang bahkan bisa dipidanakan.

Mengenai gejala latah budaya sepenuhnya saya benarkan dengan contoh diri saya sendiri dalam berbagai kegiatan yang saya lakukan sambil menunggu saat ajal saya yang akhirnya pasti akan tiba.

Sebagai pemusik jelas saya latah budaya musik Barat dan alat musik yang saya gunakan adalah pianoforte yang jelas latah budaya yang diwariskan oleh warga Italia bernama Bartolomeo Cristofori.

Sebagai penulis dahulu saya menggunakan mesin ketik kemudian kini laptop yang jelas bukan warisan budaya bangsa saya sendiri.

Bahasa yang saya gunakan adalah bahasa Indonesia yang terpengaruh bahasa Sansekerta, Melayu, Arab, Portugis, Belanda, Inggris serta kini banyak menggunakan istilah asing.

Sebagai kartunis saya latah budaya yang dipelopori oleh William Hogarth di Inggris dan Benjamin Franklin dan James Thurber di Amerika Serikat sambil terinspirasi oleh Sempe di Prancis dan Loriot di Jerman.

Akibat mata saya rabun maka saya latah budaya menggunakan kacamata yang pertama ditemukan oleh Salvino D’Amati di Italia pada abad XIII.

Celana yang saya kenakan adalah latah budaya busana yang digunakan oleh masyarakat Mongolia demi memudahkan mereka menunggang kuda.

Sementara saya sendiri terbukti latah budaya maka menurut saya adalah wajar apabila teman-teman penyelenggara Citayam Fashion Week dianggap latah budaya karena rasanya di era globalisasi jarang ada insan Indonesia yang benar-benar mampu sempurna 100 persen bebas dari latah budaya.

Namun besar harapan saya bahwa dalam asyik mengejawantahkan kreatifitas karsa dan karya masing-masing seyogianya mereka yang terlibat aktif di dalam Citayam Fashion Week jangan sampai lupa diri sehingga melanggar peraturan tata tertib lalu lintas dan jangan asosial merusak lingkungan dengan membuang sampah secara sembarangan serta jangan kriminal merusak tanaman di taman kota.

Buktikanlah diri kalian sebagai generasi muda yang mampu berkarya secara tetap beradab patuh hukum serta sadar lingkungan hidup dan sosial. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com