Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas Eropa, Penyebab dan Mengapa Dampaknya Bisa Sangat Mematikan

Kompas.com - 22/07/2022, 11:25 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Fenomena gelombang panas terjadi di sejumlah negara Eropa seperti Inggris, Portugal dan Spanyol.

Dikutip dari Kompas.com (21/7/2022), di Spanyol, bahkan disampaikan korban tewas mencapai lebih dari 500 orang akibat terjadinya gelombang panas 10 hari terakhir.

Akibat gelombang panas yang terjadi, sejumlah negara Eropa bahkan memiliki suhu udara yang mencapai lebih dari 40 derajat.

Selain itu, suhu tinggi ini juga merusak sejumlah infrastruktur, seperti menyebabkan jalanan meleleh di beberapa tempat.

Lantas, sebenarnya apa penyebab dari gelombang panas yang terjadi di Eropa ini?

Baca juga: UPDATE Gelombang Panas Eropa, 500 Orang Tewas akibat Suhu Ekstrem di Spanyol

Penyebab gelombang panas

Sebagaimana dikutip dari Indian Express, pemanasan global adalah penyebab terjadinya fenomena ini.

Di mana akibat pemanasan global ini suhu rata-rata bertambah sekitar 1,1 derajat celcius lebih tinggi dibanding pada abad ke-19.

Meski demikian, faktor lain seperti sirkulasi atmosfer dan lautan juga disebut memengaruhi terjadinya gelombang panas.

Peneliti dari Universitas Columbia Kai Kornhuber menilai sejumlah wilayah di Eropa masuk dalam zona bertekanan rendah.

Hal ini kemudian mengakibatkan wilayah tersebut cenderung menarik udara ke wilayah itu.

Di mana zona bertekanan rendah akan terus-menerus menarik udara dari Afrika Utara yang cenderung panas.

Baca juga: Gelombang Panas Terjang Eropa Barat, Suhu Capai 40 Derajat Celsius, Kebakaran Meluas

Kornhuber juga mengatakan pemanasan di Kutub Utara yang terjadi lebih cepat dibanding bagian lain dunia mungkin juga berperan.

Adapun Efi Rousi, seorang ilmuwan senior di Postdam Institute for Climate Research Jerman, mengatakan bahwa gelombang panas saat ini berhubungan dengan adanya double jet yang terjadi dua minggu terakhir yang pada akhirnya menyebabkan panas menumpuk di daerah dengan angin lemah.

Rousi juga menilai indikasi adanya perubahan sirkulasi Meridional Atlantik yang juga berpengaruh pada iklim Eropa.

Tahun lalu, Rousi menggunakan simulasi komputer menerbitkan makalah yang menerangkan bahwa melemahnya arus saat suhu menghangat akan menyebabkan perubahan sirkulasi atmosfer yang pada akhirnya menyebabkan musim panas di Eropa jadi lebih kering.

Baca juga: Ribuan Orang Tewas karena Gelombang Panas, Bagaimana Fenomena Ini Sebabkan Kematian?

 

Ilustrasi gelombang panas.SHUTTERSTOCK/nexus 7 Ilustrasi gelombang panas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com