Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prediksi Puncak Gelombang Infeksi Subvarian BA.4 dan BA.5

Kompas.com - 16/06/2022, 19:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia tengah mengalami peningkatan kasus infeksi Covid-19, meski jumlahnya tidak terlalu signifikan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut peningkatan yang ada salah satunya disebabkan oleh adanya subvarian BE.4 dan BE.5 di Indonesia.

Bahkan, Menkes memprediksi puncak gelombang infeksi akibat BA.4 dan BA.5 di Indonesia akan terjadi pada pekan ketiga atau keempat Juli 2022 dengan kasus infeksi harian maksimal ada di 25.000 kasus.

Namun, infeksi akibat varian ini diketahui memiliki tingkat kesakitan yang rendah. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (16/6/2022).

Hal senada juga disampaikan oleh epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman.

Baca juga: Penyebab Melonjaknya Kasus Covid-19 di Indonesia

Subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia

Dicky menyebut dampak dari keberadaan subvarian BE.4 dan BE.5 di Indonesia tidak akan sehebat dampak yang ditimbulkan oleh varian Delta dan Omicron sebelumnya, karena faktor imunitas populasi yang sudah lebih baik.

"Tentunya kita pertama punya modal yang jauh lebih baik dengan modal imunitas yang dua dosis, walaupun di 3 dosis ini masih di bawah 25 persen, tapi setidaknya jauh lebih baik dibanding waktu Delta," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (16/6/2022).

Alasan kedua mengapa gelombang infeksi akibat kedua varian ini tidak akan menimbulkan dampak hebat adalah pengalaman kita dalam menghadapi pandemi.

Dicky melihat, saat ini kita telah memiliki pemahaman dan literasi yang lebih baik tentang pandemi jika dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya.

Baca juga: Kata Menkes soal Jokowi Bolehkan Warga Lepas Masker di Area Terbuka

Gelombang infeksi

Menkes Budi meminta lansia untuk menjaga kesehatan dengan olahraga dan skrining kesehatan sejak dini. Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan/Kemenkes Menkes Budi meminta lansia untuk menjaga kesehatan dengan olahraga dan skrining kesehatan sejak dini.

Meski kondisi terlihat sudah lebih baik, hanya saja, sebagian dari masyarakat masih belum menyadari pentingnya terus menjaga konsistensi upaya deteksi dini dan upaya adaptif lainnya.

"Ini yang artinya memberikan kerawanan atau potensi kerawanan sendiri terhadap potensi penyebaran BA.4 BA.5 yang kita tahu dalam menghadapi subvarian Omicron ini kita enggak bisa hanya mengandalkan modal imunitas vaksinasi saja, tapi kombinasi dengan perubahan perilaku, intervensi public health, itu menjadi sangat kuat dan penting ya dilakukan," jelas dia.

Inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.

Baca juga: Corona di Indonesia Naik Lagi, Ini Peringatan Satgas Covid-19

Pasalnya, belakangan ini narasi-narasi yang disampaikan kepada publik terkait kondisi pandemi di Tanah Air terkesan membuat masyarakat merasa aman, meskipun semu.

Akibatnya, masyarakat mulai berkurang tingkat waspadanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com