Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6-8 Mei Diprediksi Puncak Arus Balik Lebaran 2022, Ini Upaya Kepolisian

Kompas.com - 06/05/2022, 19:31 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat untuk kembali lebih awal atau setelah puncak arus balik.

Imbauan itu ditujukan Jokowi kepada masyarakat yang melakukan perjalanan mudik menggunakan kendaraan pribadi pada momen Idul Fitri 2022.

Dikutip dari setkab.go.id, pemerintah telah memprediksi bahwa puncak arus balik Lebaran akan terjadi pada 6-8 Mei 2022.

"Setelah kita merayakan hari raya Idul Fitri di kampung halaman, tentu kita akan kembali ke tempat masing-masing untuk bekerja, maupun beraktivitas lainnya. Saya ingin mengingatkan bahwa pemerintah memprediksi puncak arus balik akan terjadi pada tanggal 6, 7, dan 8 Mei 2022," ujar Jokowi.

Jokowi mengimbau masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi untuk menghindari puncak arus balik tersebut.

Baca juga: Jadwal One Way Arah Puncak, Bogor dan Jakarta Mulai Hari Ini hingga Minggu, 8 Mei 2022

Pemberlakuan one way arus balik Lebaran 2022

Polri memberlakukan sistem satu arah atau one way pada periode puncak arus balik Lebaran 2022.

Menurut informasi dari unggahan akun Instagram resmi Traffic Management Centre (TMC) Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya, @tmcpoldametro, one way dimulai pada hari ini, Jumat (6/5/2022).

One way arus balik Lebaran 2022 akan ditetapkan dari Kilometer (Km) 414 Kalikangkung, Jawa Tengah hingga Km 3+500 Cawang, Jakarta.

Baca juga: Update Tarif Tol Cipali Usai Mengalami Kenaikan Harga

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh TMC Polda Metro Jaya (@tmcpoldametro)

Berikut jadwal one way arus balik Lebaran 2022:

Jumat (6/5/2022):

  • Pukul 14.00-24.00 WIB, dari Km 414 hingga Km 47 tol Cikampek

Sabtu (7/5/2022):

  • Pukul 14.00-24.00 WIB, dari Km 414 hingga 3+500 Halim

Minggu (8/5/2022):

  • Pukul 14.00-24.00 WIB, dari Km 414 hingga 3+500 Halim

Namun demikian, ditegaskan bahwa pemberlakuan one way dapat berubah sewaktu-waktu alias situasional.

Baca juga: Update Lokasi Speed Camera untuk Tilang Elektronik di Jalan Tol

One way diskresi kepolisian dengan Jasa Marga

Diberitakan Kompas.com, one way diberlakukan atas diskresi kepolisian berkoordinasi dengan Jasa Marga.

Adapun contra flow dua lajur diterapkan mulai Km 47 sampai Km 28+500 tol Jakarta-Cikampek.

Kapolres Karawang Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Aldi Subartono mengatakan, saat diberlakukan one way, kendaraan dari arah Jakarta menuju Cirebon atau Jawa Tengah diarahkan keluar Gerbang Tol Karawang Barat.

"Setelah keluar GT Karawang Barat di pertigaan RMK, kita arahkan menuju Tanjungpura, kemudian ke Jalan Baru Tanjungpura-Klari (Jalan Lingkar Luar Karawang), Jalan Raya Klari, Kosambi, Cikampek, Jomin menuju pantura," kata Aldi.

Adapun kendaraan menuju arah Bandung melalui jalur alternatif, salah satunya dengan keluar GT Karawang Barat Km 47 Tol Jakarta-Cikampek dilanjutkan ke jalan non-tol hingga Purwakarta, masuk ke GT Sadang Km 76 Jalan Tol Cipularang menuju arah Bandung dan sekitarnya.

Aldi mengaku telah menyiagakan personel di titik-titik rawan macet di jalur arteri. Seperti Simpang Pendeuy, Pasar Kosambi, Dawuan, Cikampek, dan Jomin.

Baca juga: Jadwal dan Aturan One Way dan Ganjil Genap Arus Balik Lebaran 2022

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Aturan dan Larangan di Jalan Tol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com