Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelisik Arti “Berbukalah dengan yang Manis” dari Sisi Agama dan Kesehatan

Kompas.com - 08/04/2022, 09:51 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istilah “berbukalah dengan yang manis” kembali populer saat memasuki Ramadhan. Bahkan, banyak yang menjadikan istilah ini sebagai anjuran saat berbuka puasa.

Akibatnya, tak sedikit yang mengawali menu buka puasanya dengan menyantap minuman dan makanan manis selama Ramadhan.

Disinyalir, kalimat “berbukalah dengan yang manis” merupakan sunah Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Hukum Ngupil dan Mengorek Telinga Saat Bulan Ramadhan, Batalkan Puasa atau Tidak?

Benarkah demikian?

Bukan hadis Nabi SAW

Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri memaparkan, istilah “berbukalah dengan yang manis” bukan hadis maupun sunah Nabi Muhammad.

“Itu tidak ada hadisnya, bukan hadis,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/4/2022).

Ia menjelaskan, tidak ada hadis yang menyebut konsumsi makanan dan minuman manis saat berbuka puasa. Melainkan, hadis yang menganjurkan untuk berbuka dengan kurma basah.

“Adanya dalam hadis, yakni hadis Nabi, 'Berbukalah dengan kurma basah. Jika tidak ada, maka dengan kurma kering. Jika tidak ada, dengan seteguk air'," kata Wakil Rektor UIN Raden Mas Said itu.

Baca juga: Penjelasan dari Sisi Agama dan Kesehatan soal Puasa Ramadhan bagi Ibu Menyusui

Anjuran berbuka puasa sesuai hadis

Ilustrasi kurma. Manfaat kurma untuk kesehatan.freepik Ilustrasi kurma. Manfaat kurma untuk kesehatan.

Adapun kurma yang dimaksud dalam hadis, menurut Syamsul dapat diartikan sebagai buah-buahan apa saja yang tumbuh di daerah masing-masing.

“Kurma ini artinya buah. Jadi sebaik-baiknya berbuka adalah dengan buah, bukan dengan sesuatu hasil olahan,” terang Syamsul.

Jadi, anjuran saat berbuka puasa lebih dikhususkan untuk mengonsumsi buah-buahan manis, dan bukan makanan olahan manis seperti sirup dan sebagainya.

Baca juga: Cara Membayar Fidiah dan Waktu yang Tepat untuk Menyalurkannya

Berbuka dengan yang manis dari sisi kesehatan

Menilik dari sisi kesehatan, berbuka puasa dengan sesuatu yang manis memang diperlukan tubuh.

Hal tersebut dibenarkan oleh dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital Jakarta Selatan, Inge Permadhi.

“Perlu, perlu banget. Karena pada saat itu kadar gula darah sudah sangat rendah,” terang Inge kepada Kompas.com, Kamis (7/4/2022).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com