KOMPAS.com - TNI Angkatan Udara (AU) memiliki alat utama sistem persenjataan (alutsista) helikopter full combat SAR mission EC-725.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Pertahanan (Kemenhan), kemhan.go.id, EC-725 merupakan helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia (DI).
Helikopter EC-725 tak lain adalah seri terakhir dari "keluarga" Super Puma yang diklaim telah terbukti ketangguhannya dalam medan pertempuran.
Baca juga: Spesifikasi dan Kisah KRI Matjan Tutul-602: Kapal Cepat Pertama TNI AL, Saksi Pertempuran Laut Aru
Lantas, seperti apa spesifikasi helikopter tempur EC-725?
Helikopter full combat SAR mission EC-725 dapat digunakan untuk berbagai macam misi, seperti troops transport, search and rescue (SAR).
Selain itu, helikopter EC-725 juga dapat digunakan untuk bertempur karena dilengkapi dengan persenjataan lengkap.
Helikopter full combat SAR mission EC-725 telah tersertifikasi Sea State 6, dan memiliki pelampung di bagian bawah untuk kondisi emergency yang mengharuskan mendarat di laut atau perairan.
Pelampung ini dapat berkembang secara otomatis pada kondisi emergency dengan kecepatan pesawat terbang 150 knot.
Helikopter full combat SAR mission EC-725 dilengkapi dengan Light Spectrolab SX16 FP dan Hoist, untuk mencari dan mengevakuasi korban.
Demikian juga dilengkapi Forward Looking Infrared Camera (FLIR) untuk mendukung operasional pada segala medan dan kondisi.
Baca juga: Spesifikasi Helikopter Panther AS 565 TNI AL: Anti Kapal Selam dan Dibekali Rudal Jarak Jauh