Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Boikot Minyak Rusia bagi Dunia Internasional dan Indonesia

Kompas.com - 10/03/2022, 08:30 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Negara-negara Barat berencana melakukan boikot terhadap impor minyak mentah yang berasal dari Rusia.

Apabila keadaan tersebut terealisasi, dapat dipastikan harga minyak mentah dunia semakin meroket.

Saat ini, harga minyak dunia menembus 120 dollar Amerika Serikat (AS) per barrel.

Baca juga: Sejarah Konflik Rusia Vs Ukraina

Hal ini menjadikan harga minyak dunia menyentuh level tertingginya sejak 2008.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan, larangan impor minyak mentah Rusia akan semakin memperkeruh kondisi pasar global saat ini.

“Lonjakan harga itu akan sulit ditebak. Harga minyak bisa mencapai lebih dari 300 dollar AS per barrel,” tambahnya.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Meroket akibat Invasi Rusia, Mungkinkah Ada Kelangkaan Jilid 2?

Lalu bagaimana jika rencana boikot terhadap minyak mentah Rusia terealisasi?

Kenaikan harga minyak

Ekonom Universitas Gadjah Mada Eddy Junarsin mengatakan, jika terjadi pemboikotan terhadap minyak mentah dari Rusia, bisa dipastikan harga minyak akan mengalami peningkatan.

"Saya kira sudah jelas dampaknya pada peningkatan harga minyak yang enggak karuan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/2/2022).

Menurutnya, Rusia memiliki peran penting di industri minyak mentah dunia. Terlebih, 10 persen produksi minyak mentah di dunia berasal dari Rusia.

"Saat ini, Rusia telah dikenakan embargo perbankan, barang dan jasa, transportasi, dan jika minyak juga terkena embargo maka berarti Rusia akan terkena embargo total," katanya lagi.

Keuntungan produsen minyak mentah di saat harga naik

Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengontrol keran pipa produksi yang berasal dari sumur menuju stasiun pengumpul minyak mentah Central Gathering Station (CGS) 10 Field Duri, Blok Rokan, Bengkalis, Riau.NOVA WAHYUDI Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengontrol keran pipa produksi yang berasal dari sumur menuju stasiun pengumpul minyak mentah Central Gathering Station (CGS) 10 Field Duri, Blok Rokan, Bengkalis, Riau.

Eddy menambahkan, sebenarnya ada jalan alternatif lain untuk menggantikan jumlah produksi minyak yang dihasilkan oleh Rusia, yakni dengan meningkatkan jumlah produksi di negara penghasil minyak lainnya.

Namun, menurut Eddy kemungkinan hal tersebut sulit untuk terwujud karena negara-negara eksporir minyak mentah sedang menikmati harga minyak yang sedang naik.

"Jadi kalau mereka diminta untuk naikin produksi untuk menutupi hilangnya yang diproduksi Rusia kemungkinan besar mereka juga enggan ya, karena lagi menikmati harga yang bagus," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com