Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Ratusan Tentara Jepang Tewas Diterkam Buaya di Pulau Ramree

Kompas.com - 19/02/2022, 14:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 77 tahun yang lalu, tepatnya 19 Februari 1945, menjadi hari yang begitu mencekam bagi 1.000 pasukan tentara Jepang yang ketika itu tengah terlibat Perang Dunia II di Burma atau Myanmar.

Bukan hanya dikepung atau berada di bawah ancaman negara lawan yaitu tentara Inggris, mereka juga terjebak di tengah rawa berlumpur yang di dalamnya dihuni ratusan ekor buaya air asin.

Mereka sulit melarikan diri, selain karena rawa yang dipenuhi dengan lumpur pekat, fisik mereka juga dilanda kelelahan, kelaparan, bahkan luka yang parah.

Akibatnya, ratusan orang tentara tewas dalam peristiwa itu.

Baca juga: Hari ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat Iberia Airlines di Spanyol, 148 Penumpang Meninggal

Perebutan Pulau Ramree

Dilansir dari Medium.com, saat itu tentara Jepang sedang menduduki Pulau Ramree setelah berhasil menguasainya sejak invansi Burma atau Myanmar di tahun 1942. Pulau Ramree sendiri terletak di sisi barat dari daratan utama Myanmar.

Di kisaran tahun tersebut, pasukan tentara angkatan darat Inggris ingin merebut pulau itu dari Jepang karena mereka berencana membangun pangkalan udara di Pulau Ramree agar bisa melakukan lebih banyak serangan terhadap pasukan Jepang di Burma dan Malaysia.

Ribuan tentara Inggris pun mengepung Pulau Ramree, dan terjadilah pertempuran antar pasukan kedua negara selama hampir 6 pekan.

Pasukan Jepang dalam kondisi itu terbagi menjadi dua kelompok, dan salah satu kelompok yang terdiri dari sekitar 1.000 tentara Jepang terisolasi.

Komandan Inggris mengirim pesan pada tentara Jepang yang terisolasi. Inti pesan itu menyarankan agar tentara Jepang segera menyerah kepada Inggris.

Tetapi tidak ada kata menyerah dalam kamus para prajurit Jepang. Mereka memutuskan menerjang rawa yang ditumbuhi bakau, berjalan sejauh 8 mil demi dapat keluar dari kondisi isolasi tanpa harus menyerahkan diri pada Inggris.

Sayangnya, di saat itulah situasi justru makin memburuk. Rawa yang mereka masuki ternyata dipenuhi ratusan buaya air asin yang terkenal akan keganasan dan kekuatannya.

Buaya ini bisa mencapai panjang 7 meter, ukuran yang tak sebanding dengan ukuran tubuh manusia. 

Rawa bakau tersebut juga penuh dengan lumpur pekat, sehingga tak memungkinkan para tentara Jepang untuk bergerak cepat. Terlebih, saat itu fisik mereka ada dalam kondisi yang payah, lelah, dan kelaparan.

Tak hanya buaya, rawa itu juga dihuni oleh laba-laba, ular berbisa, kalajengking, dan berbagai hewan lainnya yang bisa saja membahayakan keselamatan jiwa para tentara.

Baca juga: Kisah Natal 1914: Gencatan Senjata Perang Dunia I Jerman dan Inggris

Serangan buaya air asin

Buaya air asin (Ilustrasi)Daily Mirror/Getty Buaya air asin (Ilustrasi)
Seorang ahli biologi yang berpartisipasi dalam pertempuran Pulau Ramree, Bruce Stanley Wright, menceritakan bagaimana seerangan buaya itu terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com