Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Aurora Mengeluarkan Suara?

Kompas.com - 13/01/2022, 12:10 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak orang mengidam-idamkan melihat aurora atau cahaya kutub yang indah.

Akan tetapi, para penduduk asli kutub utara juga kerap membicarakan tentang suara-suara aneh yang muncul dari langit.

Melansir Kompas.com, 10 Juli 2012, suara aurora bisa berupa tepukan tangan, gemericik, hingga suara gaduh.

Apakah benar aurora juga mengeluarkan suara?

Baca juga: Mengenal Sirius, Bintang Paling Terang di Langit Malam

Penjelasan Peneliti

Peneliti Pusat Riset Sains Antariksa-Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Andi Pangerang mengatakan, suara yang dihasilkan aurora memang ada tapi termasuk jenis infrasonik.

"Frekuensi yang dihasilkan aurora sebenarnya adalah resonansi Schumann yang frekuensi dasar/fundamentalnya 7,83 Hz, yang mana frekuensi ini termasuk ke dalam infrasonik," kata Andi pada Kompas.com, Kamis (13/1/2022).

Sehingga, kata Andi, diperlukan alat khusus untuk mendengar suara yang dihasilkan aurora.

Adapun beberapa harmonisa pada resonansi schumann, seperti 20,25 Hz (harmonis ketiga), 26,41 Hz (harmonis keempat) dan 32,45 Hz (harmonisa kelima) yang termasuk ke dalam audiosonik.

Meskipun dapat terdeteksi, tetapi amplitudonya tidak sebesar frekuensi dasarnya, sehingga cukup lemah.

Aurora merupakan fenomena alam berupa pendaraan cahaya yang tampak seperti menari-nari di langit malam.

Aurora sering muncul di daerah kutub dan lintang tinggi. Aurora yang terlihat di lingkar kutub utara disebut aurora borealis, sementara itu yang berada di lingkar kutub selatan disebut aurora australis.

Baca juga: Mengenal Canopus, Bintang Paling Terang Kedua di Langit Malam

Suara dari aurora

Melansir National Geographic, 27 Juni 2016, salah satu teori terkemuka tentang kebisingan aurora mengatakan bahwa jarum pohon atau kerucut pinus mungkin terlibat dalam menciptakan suara aurora.

Selama badai geomagnetik, atmosfer dapat menahan medan listrik yang sangat tinggi, menciptakan perbedaan muatan antara udara dan benda-benda di tanah.

Apa pun yang runcing, seperti daun dan kerucut pinus, akan menawarkan permukaan yang sempurna untuk pelepasan listrik dan itu mungkin menimbulkan suara seperti retakan.

Pada 2012, peneliti Universitas Aalto, Unto K. Laine mampu membuktikan bahwa suara aurora berasal dari atas puncak pohon (70 meter di atas permukaan bumi) selama waktu pertunjukan yang paling intens.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com