Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Polemik Ucapan Selamat Natal

Kompas.com - 30/12/2021, 11:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TERNYATA polemik boleh-tidaknya umat bukan Nasrani mengucapkan "Selamat Hari Natal" kepada umat Nasrani masih berkelanjutan serupa polemik benar-tidaknya teori evolusi atau bundar-tidaknya planet bumi atau ada-tidaknya apa yang disebut ada.

Bahkan ucapan selamat itu sendiri secara titian serambut dibelah tujuh masih diperdebatkan tentang mana yang benar atau lebih benar antara "Selamat Hari Natal" dengan "Selamat Natal".

Mawas diri

Masing-masing kubu baik yang pro maupun yang kontra secara alasanologis memiliki alasan masing-masing yang dianggap niscaya lebih benar ketimbang alasan pihak lawan. Maka, saya cukup tahu diri untuk tidak berani melibatkan diri ke dalam kemelut polemik tingkat tinggi tersebut.

Baca juga: Sampaikan Selamat Natal dan Tahun Baru, Wapres: Mari Terus Jaga Kerukunan

Secara subyektif saya hanya coba mawas diri sendiri sebagai umat yang tercatat di KTP beragama Nasrani atau tepatnya: Kristen. Saya niscaya berterima kasih apabila ada orang lain termasuk bukan Nasrani mengucapkan selamat hari Natal kepada saya.

Apalagi jika ada yang di samping mengucap selamat Natal juga bermurah hati memberi kado Natal, dijamin saya makin berterima kasih. Meski sadar bahwa sebenarnya saya bukan umat Nasrani yang saleh apalagi rajin ke gereja maka sebenarnya tidak layak menerima ucapan selamat apalagi hadiah Natal.

Namun, saya tetap tidak tahu malu untuk dengan senang hati menerima ucapan selamat apalagi hadiah Natal.

Lalu bagaimana jika ada yang tidak memberi saya ucapan selamat Natal?

Juga bagi saya tidak masalah sebab mungkin saja orang yang tidak mengucapkan ucapan Natal kepada saya itu lupa mengucapkan selamat Natal atau bahkan sama sekali lupa saya siapa. Atau mungkin akibat saya bersahabat dengan para tokoh Islam seperti Gus Dur, Gus Mus, Cak Nur, Cak Nun, Prof Quraish Shihab, Prof Siti Musdah Mulia, Habib Rieziq, Amien Rais, Prof Maaruf Amien sehingga terdugalah saya beragama Islam maka tidak perlu diberi ucapan selamat Natal.

Atau yang tidak memberi ucapan selamat Natal itu kebetulan memang meyakini bahwa umat bukan Nasrani tidak boleh atau tidak layak memberi ucapan selamat Natal.

Pendapat

Menurut pendapat saya, apabila sang pendapat tidak merugikan apalagi mencelakakan sesama manusia, pendapat merupakan hak asasi manusia maka saya tidak berhak merasa tersinggung apalagi marah apabila ada yang berpendapat untuk tidak mengucapkan selamat Natal kepada saya. Justru merupakan kewajiban asasi saya untuk mengerti dan menghormati hak asasi orang lain yang memiliki pendapat untuk tidak mengucapkan selamat Natal kepada saya.

Sama halnya meski saya kurang setuju ucapan selamat ulang tahun karena pada hakikatnya keliru sebab mustahil tahun bisa diulang tetapi malah menambah usia berarti makin mendekati saat ajal. Namun, saya wajib berterima kasih apabila ada yang memberi saya ucapan selamat apalagi hadiah ulang tahun.

Baca juga: Sampaikan Selamat Natal, Ketua DPR: Kebinekaan Harus Jadi Sumber Kekuatan, Bukan Perpecahan

Bahkan jika harinya keliru pun tetap saja akan saya terima! Pendek kata selaras mazhab agamamu agamamu, agamaku agamaku saya juga menghormati mazhab pendapatmu pendapatmu, pendapatku pendapatku selama pendapatmu dan pendapatku tidak merugikan apalagi mencelakakan sesama manusia. Mohon dimaafkan apabila pendapat saya keliru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com