Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kesehatan Nasional 2021: Sejarah, Tema, Logo, dan Link Twibbon

Kompas.com - 12/11/2021, 08:45 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-57 diperingati pada hari ini, Jumat (12/11/2021).

Sejak pertama kali ditetapkan pada 12 November 1964, peringatan tahunan ini terus diselenggarakan dengan berbagai tema yang relevan dengan kondisi kesehatan Tanah Air.

Berikut sejarah, tema, logo, dan link Twibbon HKN ke-57.

Baca juga: Hari Kesehatan Nasional 2020: Tema, Sejarah, dan Makna Peringatannya

Sejarah Hari Kesehatan Nasional

Awal mula penetapan HKN, berawal dari wabah malaria yang melanda Indonesia.

Sekitar 1950-an, penyakit malaria menjangkiti banyak masyarakat indonesia.

Menurut laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ratusan ribu jiwa telah meninggal akibat penyakit malaria.

Pemerintah pun berupaya memberantas malaria dengan memberikan edukasi tentang penyakit ini seluas-luasnya.

Demi menyukseskan upaya tersebut, pada 1959 dibentuklah lembaga khusus yang disebut Dinas Pembasmian Malaria.

Kemudian, pada Januari 1963 lembaga ini berubah naman menjadi Komando Operasi Pemberantasan Malaria (KOPEM).

Salah satu upaya pemerintah dalam membasmi malaria adalah dengan menggunakan insektisida Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) yang disemprotkan secara massal ke rumah-rumah di seluruh Jawa, Bali, dan Lampung.

Penyemprotan secara simbolis dilakukan oleh presiden pertama Republik Indoneisa, Soekarno pada 12 November 1959 di Desa Kalasan, Yogyakarta.

Selanjutnya, kegiatan penyemprotan DDT juga dibarengi dengan kegiatan edukasi kesehatan dan penyuluhan kepada masyarakat.

Hasil dari program nasional ini dirasakan lima tahun kemudian, di mana sekitar 63 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari penyakit malaria.

Untuk menandai keberhasilan pemberantasan wabah malaria, pada 12 November 1964, pemerintah menetapkan hari tersebut sebagai Hari Kesehatan Nasional pertama.

Peringatan ini juga sebagai bentuk optimisme dan pendongkrak kemajuan kesehatan di Indonesia.

Baca juga: Update Corona 12 November: 5 Singa di Singapura Positif Covid-19 | UE Tambah Daftar Efek Samping J&J

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com