Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Mendamba Pemerintah Menggratiskan Tes PCR

Kompas.com - 06/11/2021, 14:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Virus Corona mematikan
Jutaan orang ketakutan
Tapi para juragan
Berpesta triliunan
Manusia memang harus kaya
Agar bisa menolong kaum papa
Tapi keserakahan
Menyakiti kemanusiaan

(Bekasi, November 2021, Yudhistira ANM Massardi)

Naskah Kenapa Tes PCR Tidak Digratiskan (26 Oktober 2021) disusul berbagai peristiwa cukup penting.

Mulai dari Presiden Jokowi menginstruksikan agar harga tes PCR ditinjau kembali yang terbukti dipatuhi oleh pemerintah dengan berhasil menurunkan harga tes PCR sekitar 50 persen sampai ke pemberitaan tentang dugaan beberapa pejabat tinggi kepemerintahan ikut mencari laba dari penjualan produk dan jasa tes PCR.

Terima kasih

Tentu saja saya berterima kasih atas upaya menurunkan harga tes PCR sehingga bisa lebih terjangkau oleh masyarakat dengan daya beli rendah.

Namun lubuk sanubari saya masih risau tentang apakah masyarakat tergolong wong cilik mampu membeli produk dan jasa tes PCR.

Kerisauan demi bukan kepentingan diri saya sendiri yang masih mampu membeli jasa tes PCR dengan harga ratusan ribu rupiah namun murni demi kepentingan masyarakat lemah ekonomi yang tidak mampu membeli produk dan jasa tes PCR.

Pengusaha

Sama sekali saya bukan mengharapkan kemurahan hati para importir dan/atau produsen mau pun pelaksana tes PCR untuk menggratiskan produk dan jasa mereka yang jelas tidak sesuai dengan inti makna mazhab bisnis.

Sebagai seorang pengusaha yang sedikit banyak memahami dasar mazhab kapitalisme saya sepenuhnya dapat mengerti atas keberatan sesama pengusaha untuk menggratiskan produk mereka.

Maka saya bukan mendamba kemurahan hati para pengusaha namun penguasa yang sampai masa kini masih disebut sebagai pemerintah meski sebutan yang lebih tepat adalah abdi rakyat.

Pemerintah

Masalah menggratiskan tes PCR memang apa boleh buat sepenuhnya tergantung pada kemauan pemerintah untuk mengikhlaskan subsidi demi menggratiskan tes PCR.

Mengenai kemampuan, dapat diyakini bahwa pasti pemerintah mampu selama pemerintah terbukti mampu membangun sirkuit balap motor, rel kereta api cepat, serta pembangunan ibu kota baru.

Apalagi anak-anak muda di NTT telah terbukti berhasil menggratiskan tes PCR. Maka layak disimpulkan jika mau sebenarnya pemerintah pasti mampu memberikan suntikan subsidi demi menggratiskan tes PCR.

Sebenarnya penggratisan tes PCR juga tidak perlu apabila tidak diwajibkan sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh rakyat miskin.

Namun jika diwajibkan maka insyaallah penggratisan tes PCR dapat diberikan terbatas khusus bagi masyarakat lemah ekonomi yang membutuhkannya selaras dengan makna adiluhur yang terkandung di dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Kalau mau pasti mampu. Jika tidak mampu berarti tidak mau. Merdeka!

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com