Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Perpustakaan Kamar Kecil

Kompas.com - 13/06/2021, 08:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MESKI peradaban e-book sudah tiba bahkan makin merajalela gegara Corona namun saya tidak malu mengakui tetap merasa lebih nyaman membaca buku dalam bentuk kuno yaitu cetakan.

Ketinggalan zaman

Apalagi jika tidak ada Wifi dan/atau PLN sedang memadamkan aliran listrik meski saya tidak pernah menunda pembayaran iuran maka nasib saya sepenuhnya tergantung pada buku cetakan.

Meski sudah banyak mahakarya mahasatra dunia termasuk mahakarya Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Marah Rusli, Pramoedya Ananta Toer sudah diangkat ke layar lebar namun sukma saya terasa lebih tergetar pada saat saya membaca buku cetakan.

Sama halnya saya merasa lebih bahagia ketika membaca tulisan-tulisan sederhana saya yang dibukukan secara tercetak di alam nyata ketimbang yang di-e-book-kan secara virtual di alam maya.

Maklum saya mahluk kolot sudah telanjur belenggu tradisi masa lalu maka sulit mengikuti apa yang disebut sebagai perkembangan zaman.

Silakan tertawakan saya insan lansia anakronis maka ketinggalan zaman karena saya juga sudah terbiasa ditertawakan ketika memproduksi jamu dan menyelenggarakan pergelaran wayang orang yang dianggap sama sekali tidak modern seperti obat farmasi atau K-Pop.

Buka rahasia

Bahkan kini saya buka rahasia yang ampuh didayagunakan sebagai bahan makin menertawakan saya yaitu bahwa sebenarnya saya memiliki perpustakaan pribadi sampai terlalu banyak buku sehingga saya sumbangsihkan sebagian ke perpustaan Sekolah Tinggi Driyarkara, namun sebenarnya saya juga masih memiliki perpustakaan lain lagi yaitu perpustakaan kamar kecil berlokasi di kamar kecil apartemen kecil saya.

Akibat saya tidak pernah melewatkan saat-saat saya duduk di tahta singgasana yang disebut sebagai jumbleng bukan sambil merokok atau melamun namun senantiasa sambil membaca buku yang terletak di rak buku perpustakaan kamar kecil di apartemen kecil saya.

Harus saya akui bahwa justru pada saat bertahta di atas jumbleng itu terasa daya serap otak saya terhadap apa yang sedang saya baca berada pada titik puncaknya.

Banyak inspirasi karya sederhana saya seperti jamu untuk anak-anak, jamu penjaga kesehatan perokok, kawah candradimuka resital bagi para pianis muda berbakat Indonesia, gagasan kelirumologi serta logi-logi lain-lainnya, MURI, Simposium Filsafat Indonesia, penyelenggaran pergelaran wayang orang di Sydney Opera House dan UNESCO, pergelaran resital para pianis muda berbakat Indonesia, paduan suara ibu-ibu Indonesia serta tari Bedayan di Carnegie Hall dan lain-lain kreativitas berasal dari saat saya duduk di singgasana jumbleng sambil asyik membaca buku-buku yang berjejer di rak buku perpustakaan kamar kecil.

Dapat dikatakan bahwa sebagian besar isi buku saya berjudul “Pedoman Menuju Tidak Bahagia” berasal dari gejolak rasa bahagia ketika saya sedang bertahta di jumbleng perpustakaan kamar kecil sambil menderita sembelit ketika asyik membaca buku.

Bathroom Reader's Institute

Ternyata saya tidak sendirian dalam meyakini pentingnya perpusatakaan kamar kecil sebab para penggemar baca buku di kamar kecil telah mendirikan Bathroom’s Reader’s Institute (BRI) yang bermarkas di Oregon, Amerika Serikat.

BRI rajin menerbitkan berbagai buku penting yang layak masuk rak buku perpustakaan kamar kecil sebab telah resmi masuk daftar Library of Congress United States of America.

Bagi yang tidak percaya silakan simak www.bathroomreader.com selama belum dihapus kemenkominfo atas hasutan mereka yang tidak suka perpustakaan kamar kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Tren
Kucing Calico dan Tortie Kebanyakan Betina, Ini Alasannya

Kucing Calico dan Tortie Kebanyakan Betina, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com