KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan varian virus corona B.1.617.2 dalam daftar variant of concern (VOC) atau daftar varian virus corona yang perlu diwaspadai.
WHO juga menetapkan varian B.1.617.2 kini disebut varian Delta.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, Minggu (6/6/2021), mengonfirmasi ada 32 kasus infeksi virus corona varian Delta di Indonesia.
"Iya, sudah menyebar di Indonesia, ada 32 kasus yang terdeteksi dari genom sekuensing," kata Nadia seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (6/6/2021).
Varian ini muncul di 4 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan.
Untuk mengenali varian ini, berikut 6 fakta seputar varian Delta:
Varian virus corona B.1.617.2 pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020.
Melansir nymag.com, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ini adalah varian paling menular yang memicu gelombang pandemi di berbagai negara.
Sejauh ini, varian ini telah merebak sedikitnya di 62 negara, termasuk Indonesia.
Baca juga: Varian Covid-19 Delta Menyebar di Indonesia, Ini Kekhawatiran Epidemiolog
WHO menetapkan penyebutkan varian virus corona B.1.617.2 sebagai varian Delta.
Pada 31 Mei 2021, WHO merilis penamaan atau label pada varian virus corona yang diwaspadai.
Penamaan ini bertujuan agar penyebutan lebih sederhana dan menghapus stigma pada negara-negara di mana varian pertama kali terdeteksi.
Terdapat empat varian yang masuk dalam kategori diwaspadai, yaitu:
Dilansir dari ndtv.com, para ilmuwan dari India menyebut, varian Delta disebut 50 persen lebih menular daripada varian Alpha atau varian pertama virus corona.
Itulah sebabnya para ilmuwan percaya itu menjadi varian dominan secara global.