KOMPAS.com - Dunia dikejutkan dengan kabar hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 saat mengikuti latihan tempur di perairan utara Pulau Bali, Rabu (21/4/2021).
KRI Nanggala-402 merupakan satu dari lima kapal selam yang dioperasikan TNI AL dalam jajaran Satuan Kapal Selam atau lazim disebut Korps Hiu Kencana.
Kelimanya adalah KRI Cakra-401, KRI Nanggala-402, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.
Baca juga: Selain KRI Nanggala-402, Berikut 4 Kapal Selam Kepunyaan Indonesia
Berikut sekilas tentang Korps Hiu Kencana:
Cerita perjalanan Korps Hiu Kencana dituliskan oleh pemerhati militer F Djoko Poerwoko dalam tulisannya berjudul "Mengabdi Dalam Kesunyian" yang tayang di Harian Kompas, 9 September 2009.
Korps Hiu Kencana lahir pada 12 September 1959.
Tabah Sampai Akhir atau "Wira Ananta Rudhiro" ialah moto kapal selam yang dikenal sejak Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) mengoperasikannya pada 1959.
Baca juga: Menguak Arti Jalesveva Jayamahe, Slogan yang Digaungkan Warganet Kenang Hilangnya KRI Nanggala-402
Menurut Djoko, pengoperasian kapal selam ini adalah keputusan politik yang jitu. Pasalnya, sebagai negara maritim, kapal selam adalah sesuatu yang mutlak diperlukan.
Oleh karena itu, sejak Agustus 1958, Indonesia mengirim 110 personelnya ke Eropa Timur. Saat itu berangkat dari Surabaya dengan kapal laut Heinrich Jensen berbendera Denmark.
Setibanya di Reijeka (Yugoslavia), rombongan meneruskan perjalanan dengan kereta api ke Polandia lewat Ceko dan Hongaria secara nonstop.
Baca juga: 5 Fakta soal KRI Nanggala-402, Dijuluki Monster Bawah Laut hingga Dinyatakan Tenggelam