Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Swasembada Beras Vs Impor Beras

Kompas.com - 18/03/2021, 13:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Setelah Presiden Jokowi mencanangkan "Gerakan Cinta Indonesia, Benci Asing", terberitakan bahwa Menko Perekonomian dan Menteri Perdagangan akan mengimpor 1 juta ton beras .

Bulog 

Namun tampaknya Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso lebih berpihak ke presiden ketimbang menteri. Dirut Bulog menyatakan akan memprioritaskan serapan produksi dalam negeri untuk menjaga stok cadangan beras pemerintah (CBP) 1,5 juta ton.

Beliau mengungkap bahwa keputusan impor beras tidak diputuskan lewat rapat koordinasi terbatas (rakortas) lintas kementerian. Isu yang dibahas dalam rakortas hanya mencakup soal prediksi cuaca dan pasokan pangan.

Rencana impor 1 juta ton beras diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam rapat kerja kementerian perdagangan 4 Maret 2021 sebagai langkah imenjaga stabilitas pasokan dan harga di Tanah Air.

Impor tersebut adalah bagian dari rencana penyediaan beras sebesar 1-1,5 juta ton oleh pemerintah.

Sementara Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan rencana impor beras itu bertujuan menjaga stok dan menstabilkan harga beras.

Meskipun ada kebijakan impor, harga beras yang dibeli petani nasional tidak akan diturunkan. Menurutnya, harga beli di tingkat petani terus dijaga oleh pemerintah.

Baca juga: Buwas Beberkan 2 Menteri Jokowi yang Perintahkan Impor Beras

Swasembada

Saya tidak tahu sejauh mana kebenaran pemberitaan swasembada versus impor itu. Namun ada pertanyaan menghantui saya bahwa Indonesia yang subur royo-royo gemah ripah loh jinawi serta berulang kali Menteri Pertanian menjamin bahwa para petani Indonesia sudah mampu menghadirkan swasembada beras lalu kenapa Indonesia masih terus-menerus impor beras.

Layak diyakini bahwa Menko Perekonomian dan Menteri Perdagangan pasti memiliki alasan yang sah dan valid untuk membenarkan impor beras.

Sebagai warga Indonesia yang mendukung "Gerakan Cinta Indonesia, Benci Asing" yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi saya kagum terhadap sikap Dirut Bulog yang jelas lebih berpihak ke petani Indonesia ketimbang petani negara asing yang berasnya diimpor oleh para importir beras ke Indonesia.

Sikap Mas Buwas sebagai Dirut Bulog tidak mendukung impor beras pastinya didukung oleh Mbak Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan karena tidak impor beras berarti menghemat devisa negara di tengah suasana krisis ekonomi akibat Corona.

Meski pasti disukai oleh petani beras Indonesia, namun wajar bahwa kebijakan menolak impor beras pasti tidak disukai oleh para importir beras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com