Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Hujan Selalu Turun Saat Imlek? Ini Penjelasan Ilmiah dari Lapan

Kompas.com - 13/02/2021, 10:20 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahun ini, perayaan Tahun Baru Imlek jatuh pada Jumat (12/2/2021). Di masyarakat, ada keyakinan bahwa saat hari perayaan Imlek tiba, maka akan diikuti pula dengan turunnya hujan pada hari itu.

Adapun hujan yang turun saat perayaan Imlek, dipercaya sebagai sesuatu yang harus disyukuri, karena menandakan keberuntungan yang akan datang.

Ternyata, ada alasan ilmiah di balik turunnya hujan saat hari raya Imlek.

Hal tersebut diungkapkan oleh tim Variabilitas Iklim dan Awal Musim (TIVIAM) dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

"Hari Raya Imlek, seperti yang diketahui, memang selalu jatuh pada bulan Januari-Februari," demikian pernyataan Lapan, dikutip dari unggahan Instagram @lapan_ri, Sabtu (13/2/2021).

Berdasarkan pantauan Lapan, pada bulan Januari 2021 terdapat peningkatan hujan secara merata di sebagian besar wilayah selatan Indonesia, yaitu:

  • Sumatera bagian selatan
  • Jawa
  • Kalimantan bagian selatan
  • Sulawesi bagian selatan
  • Bali
  • Lombok
  • Nusa Tenggara dan sekitarnya.

Baca juga: Imlek 2021: Ucapan, Kue Keranjang, Angpao, dan Makna Warna Merah

Intensitas hujan

Lapan menyebutkan, peningkatan hujan, yang secara maksimum terjadi pada dasarian III Januari, dipengaruhi oleh penguatan angin monsun Asia karena beberapa faktor, yaitu:

  • Pendinginan suhu permukaan laut di Laut Tiongkok Selatan (LTS)
  • Seruak dingin yang memicu pembentukan angin utaraan kuat di sekitar Selat Karimata (CENS)
  • Pembentukan vorteks Borneo dan vorteks lainnya di Belahan Bumi Selatan (BBS) di Samudra Hindia dan dekat Australia

Menurut Lapan, berdasarkan prakiraan hujan dan angin bulan Februari 2021, hujan masih akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia dengan intensitas sedang hingga tinggi.

Akan tetapi, terdapat kecenderungan terjadi pengurangan hujan pada 10-28 Februari 2021. Sementara itu, musim hujan diprediksi akan berkepanjangan hingga April 2021.

"Potensi kejadian ekstrem berupa hujan deras diprediksi terjadi di sebagian besar Jawa hingga Maret 2021 sedangkan Papua dan Sulawesi dapat terjadi hingga Mei 2021," demikian Lapan.

Potensi cuaca ekstrem

Lapan menyebutkan, kejadian ekstrem yang dipicu oleh angin kencang diprediksi berlangsung hingga Maret 2021.

Kejadian ekstrem tersebut diperkirakan akan melanda kawasan Laut Tiongkok Selatan, dan juga Laut Jawa.

"Kondisi ini patut diwaspadai, karena hingga Mei 2021, potensi kejadian cuaca ekstrem masih tinggi di wilayah Indonesia," kata Lapan.

Baca juga: Mengapa Imlek Identik dengan Warna Merah?

Penamaan Imlek

Lapan mengatakan, kalender Imlek dinamai Imlek karena berasal dari frasa “Yin-li” dalam Bahasa Mandarin yang secara harfiah bermakna Kalender Bulan/Candrakala/Lunar/Kamariah.

Meski demikian, pada kenyataannya, kalender Imlek adalah kalender Lunisolar (Surya-Candrakala, Syamsi-Kamariah) karena harus menyesuaikan dengan jatuhnya musim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com