Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial mengenai formaldehida dalam vaksin mengakibatkan leukemia pada anak-anak.
Narasi itu mencuat baru-baru ini ketika sejumlah perusahaan tengah memproduksi vaksin Covid-19.
Narasi itu tidak benar.
Para ahli mengatakan tidak ada hubungan antara formaldehida dalam vaksin dan leukemia pada anak.
Narasi mengenai formaldehida yang menjadi bahan vaksin menyebabkan leukemia pada anak-anak diedarkan sejumlah akun di Facebook. Narasi itu termuat dalam tangkapan layar.
Isinya, kisah dari seseorang yang bekerja sebagai pembalsem selama 18 tahun. Ia menyatakan pembalsem berisiko terkena leukemia akibat paparan formaldehida.
Menurutnya, saat ini anak-anak disuntik dengan banyak vaksin, padahal vaksin menggunakan formaldehida sebagai pengawet.
Salah satu akun yang mengunggah tangkapan layar itu yakni Amanda Lyle. Berikut isi lengkap tangkapan layar setelah diterjemahkan ke bahasa Indonesia:
"Saya adalah pembalsem selama 18 tahun. Kanker yang paling umum diderita pembalsem adalah leukemia akibat paparan formaldehida. Anak-anak sekarang disuntik dengan lusinan vaksin, lebih banyak dari yang kita terima saat masih anak-anak dan salah satu bahannya adalah formaldehida (digunakan sebagai pengawet vaksin). Kanker anak nomor satu adalah leukemia."
Narasi yang sama juga diedarkan akun ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
Narasi soal formaldehida sebagai bahan vaksin dapat mengakibatkan leukemia juga tersebar dalam bentuk lain. Dalam tangkapan layar yang diunggah akun Ally Hannah Fermin termuat kalimat bahwa leukemia dalah jenis paling umum kanker pada anak-anak.
Sementara, formaldehida dikenal menyebabkan leukemia dan kanker lainnya. Formaldehida ini adalah bahan dalam vaksin.
Akun ini dan ini juga mengedarkan hal serupa.
Mengacu Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS), formaldehida merupakan salah satu bahan umum vaksin.
Ia digunakan untuk menonaktifkan virus agar tidak menyebabkan penyakit serta untuk mendetoksifikasi racun bakteri. Misal, virus polio yang digunakan untuk membuat vaksin polio.