Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Vaksin Covid-19 Bio Farma-Sinovac Bisa Mulai Digunakan?

Kompas.com - 07/12/2020, 10:48 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah telah menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 yang nantinya akan digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi virus corona di Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07./Menkes/9860/2020.

Salah satu calon vaksin yang  akan digunakan untuk vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah hasil kerja sama antara PT Bio Farma (Persero) dengan perusahaan vaksin asal China, Sinovac Biotech.

Untuk memastikan kualitas dan keamanan calon vaksin itu, telah dilakukan uji klinis yang dilaksanakan oleh tim uji klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat.

Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Unpad, Eddy Fadlyana, mengungkapkan, hingga kini ada 1.620 relawan yang menjalani uji klinis.

Baca juga: Diklaim Efektif 94 Persen, Moderna Akan Uji Vaksin Corona pada Anak-anak

Uji klinis dilakukan sejak Agustus 2020

Proses uji klinis sudah dilakukan sejak Agustus 2020.

Eddy mengatakan, berdasarkan perkembangan uji klinis yang dilakukan di Indonesia, angka efektivitas atau keampuhan vaksin untuk memberi perlindungan terhadap infeksi virus corona, masih belum diketahui hingga saat ini.

Dia mengatakan, hasil final dari uji klinis calon vaksin Bio Farma-Sinovac yang diikuti 1.620 relawan Indonesia diharapkan bisa diperoleh antara Mei hingga Juni 2021.

"Dari yang diimunisasi 1.620 itu, berapa yang terpapar atau yang sakit Covid-19, dikonfirmasi dengan laboratorium. Jadi kelompok vaksin dibandingkan dengan kelompok plasebo. Nanti ketahuan (efektivitasnya)," kata Eddy, saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/12/2020). 

Sementara, mengenai penggunaan vaksin, Eddy menyebutkan, tergantung izin yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Walaupun sejauh ini angka efektivitas dari uji klinis yang dilakukan di Indonesia masih belum diketahui, namun jika BPOM mengeluarkan izin penggunaan darurat, maka vaksinasi bisa dilakukan pada Januari 2021.

"Kan sudah ada datanya. Data penelitian tentang keamanannya, antibodinya, nanti kan digabung sama Brazil. Jadi Indonesia digabung sama Brazil, itu BPOM yang akan mengkaji, kalau dianggap cukup barulah dipakai," kata Eddy.

"Kalau BPOM mengeluarkan izin EUA (Emergency Use Authorization) maka Januari bisa mulai (vaksinasi)," ujar Eddy.

Selain bekerja sama dengan Bio Farma di Indonesia, uji klinis vaksin Sinovac juga dilakukan di Brazil melalui jalinan kerja sama dengan Butantan Institute.

Sementara itu, mengenai distribusi vaksin, Eddy mengatakan, akan diputuskan oleh Kementerian Kesehatan.

Pemerintah tetapkan 6 jenis vaksin

Seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (6/12/2020), Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada Kamis (3/12/2020) telah meneken Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com