Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sampai Jadi Episentrum Baru Virus Corona Dunia, Apa yang Harus Dilakukan Indonesia?

Kompas.com - 26/06/2020, 06:10 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media Sydney Morning Herald (SMH) menyebut Indonesia mungkin akan menjadi episentrum baru virus corona di dunia.

Prediksi itu bukan tanpa alasan. Dalam beberapa hari terakhir, Indonesia telah mencatat lebih dari 1.000 kasus baru infeksi virus corona setiap harinya.

Para epidemiolog khawatir, angka itu akan terus meningkat dan menembus angka 60.000 kasus.

Hal yang tak kalah mengkhawatirkan adalah tingkat pengujian yang sangat rendah dan tingkat kematian yang tinggi secara proporsional.

Pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Satria Wiratama mengatakan, prediksi tersebut sangat mungkin terjadi karena risiko penularan Covid-19 di Indonesia masih tinggi.

"Sangat mungkin kalau melihat data di Indonesia, karena Indonesia masih tinggi risiko covid-19 di dalam negerinya," kata Bayu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2020).

Baca juga: Indonesia Disebut Bisa Jadi Hotspot Virus Corona Dunia, Epidemiolog: Memang Bisa

Menurut Bayu, pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah justru tak diringi dengan penurunan kasus.

Artinya, daerah-daerah di Indonesia masih memiliki risiko tinggi penularan virus corona.

Agar prediksi itu tak menjadi kenyataan, Bayu mengingatkan pemerintah untuk memperkuat sistem penanganan virus corona.

"Pemerintah harus memperkuat sistem penanganan. Yang saat ini sudah dilakukan, diperkuat lagi," jelas dia.

Salah satu strategi yang paling memungkinkan adalah terus meningkatkan jumlah tes untuk Covid-19, apalagi banyak kasus Covid-19 tidak menunjukkan gejala.

Beberapa waktu lalu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebutkan, hampir 80 persen kasus infeksi virus corona di Indonesia tanpa gejala.

Menurut Bayu, sumber daya di Indonesia sangat mampu untuk melakukan tes dalam jumlah besar.

"Sarannya teman-teman epidemilog ya ke sana (pengetasan secara masif). Indonesia sangat mampu kok meningkatkan kapasitas tes. Sumber dayanya banyak, jadi tidak mungkin kekurangan," kata Bayu.

"Kalau bisa melakukan tes lebih banyak, kita bisa tahu gambaran pastinya berapa. Indonesia kan tesnya tidak banyak karena ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dulu," lanjut dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com