Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebutan Hari Raya Idul Fitri di Sejumlah Negara dan Perayaannya

Kompas.com - 25/05/2020, 13:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Islam merupakan salah satu agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat dunia dan tersebar di berbagai belahan dunia.

Meskipun pusat peradaban agama ini berada di dataran Arab dan bahasa yang digunakan dalam ritual peribadahan menggunakan bahasa Arab, namun tidak dengan istilah-istilah di luar itu.

Misalnya dalam menyebut Hari Raya Idul Fitri, berbagai negara memiliki istilah berbeda-beda untuk menggambarkan 1 Syawal atau selesainya ibadah di bulan Ramadhan.

Istilah atau sebutan itu, tentu berangkat dari kearifan budaya dan bahasa masing-masing negara.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Meraih Kemenangan Idul Fitri di Tengah Pandemi Covid-19

Misalnya 4 sebutan berbeda untuk Hari Raya Idul Fitri dari 5 negara berikut:

1. Lebaran-Indonesia

Masyarakat Indonesia menyebut hari raya Idul Fitri dengan Lebaran.

Lebaran disebut berasal dari bahasa lokal yang berarti lebar, lapang, yakni menunjukkan kelapangan hati umat Muslim untuk saling memaafkan.

Istilah Lebaran juga disebut datang dari kata lebar yang dalam bahasa Jawa berarti setelah, usai, pasca. Artinya, Lebaran menggambarkan kondisi umat yang sudah selesai menjalankan puasa Ramadhan.

Istilah Lebaran digunakan hampir secara nasional di Indonesia untuk menyebut Idul Fitri.

2. Seker Bayrami-Turki

Meski masih ada di wilayah geografis yang tidak terlalu jauh dari Arab Saudi, namun ternyata masyarakat Turki memiliki istilah berbeda untuk menyebut Hari Raya Idul Fitri.

Di sana, Idul Fitri disebut sebagai Seker Bayrami. Bayrami biasa digunakan untuk menyebut libur nasional atau libur keagamaan.

Sementara Seker Bayrami berarti pesta gula. Ini karena banyaknya hidangan manis yang disajikan masyarakat pada saat perayaan Idul Fitri.

Perayaan ini biasa dirayakan selama 3 hari terhitung sejak 1 syawal.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Idul Fitri, Gerbang Baru Kemanusiaan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com