Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Tangkapan Layar Berita "Gibran: Kata Bapak, Jadi Pemimpin Itu Tidak Perlu Pintar"

Kompas.com - 30/04/2020, 10:33 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari lalu, beredar di grup percakapan WhatsApp serta media sosial Twitter dan Instagram mengenai tangkapan layar dengan template pemberitaan Kompas.com terkait pernyataan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.

Tangkapan layar pemberitaan itu telah disunting pada bagian judulnya oleh orang tak bertanggung jawab.

Tangkapan layar yang memuat berita mengenai pernyataan Gibran itu dipastikan hoaks, tak sesuai dengan pemberitaan yang ditayangkan.

Narasi yang beredar

Di media sosial Twitter, sejumlah pengguna mengunggah tangkapan layar berita menggunakan template pemberitaan Kompas.com dengan judul "Gibran: Kata Bapak, Jadi Pemimpin Itu Tidak Perlu Pintar, Makanya Saya Akan Mencalonkan Diri Menjadi Walikota".

Tangkapan layar yang sama juga beredar di beberapa akun Instagram. Salah satunya oleh akun @jameela_mumtaz, dengan narasi, "Sejarah Italia merumuskan, bahwa orang bodoh adalah manusia yang paling berbahaya. Lebih berbahaya dari bandit".

Tangkapan layar unggahan akun @jameela_mumtaz mengenai berita pernyataan Gibran yang pada bagian judulnya telah disunting tidak seperti berita yang ditayangkan Kompas.com.Instagram Tangkapan layar unggahan akun @jameela_mumtaz mengenai berita pernyataan Gibran yang pada bagian judulnya telah disunting tidak seperti berita yang ditayangkan Kompas.com.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Sejarah Italia merumuskan, bahwa orang bodoh adalah manusia yang paling berbahaya. Lebih berbahaya dari bandit.

A post shared by dhea (@jameela_mumtaz) on Apr 25, 2020 at 7:02pm PDT

Hoaks

Kompas.com memastikan bahwa tangkapan layar dengan template berita Kompas.com yang beredar itu hoaks dan telah disunting bagian judulnya oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Berita yang benar adalah berjudul "Gibran: Bila Patuh Anjuran Pemerintah, Wabah Corona Segera Usai", yang dimuat Kompas.com pada Jumat, 24 April 2020.

Berikut berita yang tayang tersebut:

Gibran: Bila Patuh Anjuran Pemerintah, Wabah Corona Segera Usai 

Pada berita ini, Gibran mengimbau agar pemudik yang berada di perantauan untuk menahan diri agar tidak mudik terlebih dahulu.

Imbauannya ini disampaikan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Bagi teman-teman yang sedang berada di perantauan mohon menahan diri untuk tidak mudik terlebih dahulu. Karena kita tak tahu, jangan-jangan kita adalah OTG (orang tanpa gejala)," kata Gibran dalam sebuah video di Solo, Jawa Tengah, Jumat (24/4/2020).

Menurut Gibran, OTG berpotensi menularkan virus ke orang-orang yang rentan, seperti balita dan orang tua di kampung halaman.

"Apabila kita semua patuh dengan berbagai anjuran pemerintah dan tenaga ahli, insya Allah wabah ini segera usai dan aktivitas akan normal kembali," kata Gibran. Begitu juga apabila mengalami gejala corona, Gibran mengimbau mereka agar jujur saat diperiksa.

Berita yang memuat pernyataan Gibran yang ditayangkan Kompas.com, 24 April 2020.KOMPAS.com Berita yang memuat pernyataan Gibran yang ditayangkan Kompas.com, 24 April 2020.

Kompas.com menyatakan bahwa foto dengan judul berita "Gibran: Kata Bapak, Jadi Pemimpin Itu Tidak Perlu Pintar, Makanya Saya Akan Mencalonkan Diri Menjadi Walikota" tidak pernah ditayangkan di Kompas.com.

(Sumber: Kompas.com/Penulis: Labib Zamani, Khairina | Editor: Dony Aprian, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com