KOMPAS.com - Pandemi virus corona memberi pukulan telak bagi dunia usaha di Indonesia. Perekonomian warga juga terdesak. Terutama, para pekerja yang terancam kehilangan pendapatannya karena dirumahkan.
Tak sedikit pula pekerja yang di-PHK.
Seperti diberitakan Kompas.com, 12 April 2020, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah mengatakan, ada 1,5 juta pekerja yang terimbas karena pembatasan di tengah situasi pandemi virus corona.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 persen atau sekitar 150.000 orang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Sementara, 90 persen lainnya dirumahkan.
Kondisi ini pasti sangat berpengaruh terhadap kondisi keuangan. Di saat pekerjaan terhenti dan pemasukan menurun, kebutuhan sehari-hari harus tetap terpenuhi.
Bagaimana sebaiknya pengelolaan keuangan di tengah situasi seperti saat ini?
Perencana keuangan Ahmad Gozali menyarankan, para pekerja yang kehilangan penghasilannya untuk mencari sumber penghasilan baru.
Baca juga: Manfaat Menabung, Persiapkan Dana Darurat hingga Biaya Pendidikan Anak
"Jangan diam saja menunggu kondisi ini berakhir, karena belum jelas kapan ujungnya. Gali potensi yang dimiliki, manfaatkan keahlian dan jaringan yang ada. Jeli dengan kebutuhan orang lain di saat seperti ini," kata Gozali, saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/4/2020).
Gozali mencontohkan, salah satu peluang yang bisa dicoba adalah menjual makanan siap saji, makanan beku, dan sayuran.
Peluang ini, menurut dia, sangat prospektif di masa seperti ini. Alasannya, tidak semua orang bisa keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan makanannya.
Menurut Gozali, para pekerja harian harus siap dengan situasi seperti saat ini, situasi darurat yang bisa terjadi kapan pun.
"Bantuan pemerintah itu bonus sajalah kalau memang terdata dan dapat jatahnya. Tapi enggak boleh diam menunggu saja." kata Gozali.
Lapisan tersebut terdiri dari tiga hal, yakni sedekah, dana cadangan, dan asuransi.
Sedekah atau saling membantu