Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Evakuasi Seratusan WNI dari Kapal World Dream...

Kompas.com - 27/02/2020, 21:03 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Sebanyak 188 anak buah kapal (ABK) World Dream yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) telah berhasil dievakuasi.

Kapal World Dream sendiri sudah berada di Perairan Selat Durian, Kepulauan Riau sejak Senin (24/02/2020) pukul 22.00 WIB.

Hasil pemeriksaan lanjutan oleh tim kesehatan KRI dr. Soeharso dinyatakan tak terindikasi Covid-19.

Evakuasi dilaksanakan pada Rabu (26/02/2020) pukul 10.55 hingga 13.50 WIB di Perairan Selat Durian, Kepulauan Riau dengan anggota terpadu yang berjumlah 17 orang.

“Evakuasi terhadap 188 orang WNI ke KRI dr. Suharso 990 oleh Tim Evakuasi gabungan dipimpin oleh Danguskamla Koarmada I, Laksma TNI Yayan Sofiyan,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, drg. Widyawati melalui keterangan tertulis yang diterima oleh Kompas.com, Kamis (27/02/2020).

Widyawati mengatakan, tim evakuasi berangkat dengan menggunakan KRI Cut Nyak Dien 375 dari Dermaga Batu Ampar menuju titik labuh jangkar Kapal World Dream pada Rabu (26/02/2020) pukul 06.55 WIB.

Mereka tiba di area kapal World Dream pada pukul 08.55 WIB.

Di sisi lain, KRI dr Soeharso 990 tiba di Selat Durian pada pukul 09.25 WIB. Selanjutnya pukul 09.50-10.05 WIB, KRI Cut Nyak Dien selesai proses ship to ship (sandar) ke lambung kanan KRI Soeharso 990.

“Proses evakuasi dimulai, diawali transfer bagasi ABK World Dream menggunakan speed boat milik World Dream ke KRI dr. Suharso dan dilakukan disinfektan,” kata Widyawati.

Baca juga: Vaksin Virus Corona Siap Diujicobakan ke Manusia pada April 2020

Pemindahan WNI

Pada pukul 11.10 WIB transfer bagasi ke KRI dr Soeharso 990 selesai. Setelahnya, speed boat kembali kapal World Dream untuk menjemput para ABK.

Mereka mulai dipindahkan pada pukul 11.15 WIB dan proses evakuasi selesai pukul 11.30 WIB dengan jumlah barang bawaan 207 koli dan penumpang laki-laki sebanyak 172 dan wanita 16.

Setelah proses transfer selesai, Kapal World Dream berlayar meninggalkan area perairan Selat Durian menuju ke Philipina.

Di KRI dr. Soeharso, selanjutnya para ABK dilaksanakan disinfektan, pengecekan kesehatan (suhu tubuh) dan pengambilan sampel darah oleh Tim dari KKP Kelas I Batam dan Balitbangkes/BBLK Jakarta di Palka.

Proses tersebut dilaksanakan di Palka yang merupakan ruangan dalam kapal KRI dr. Soeharso 990.

“Hasil dari pengecekan suhu tubuh semua ABK rata-rata normal tidak ada yang di atas 38 derajat celcius. Dilakukan pemeriksaan lanjut oleh tim kesehatan KRI dr. Soeharso, dan dinyatakan tidak terindikasi COVID-19,” lanjutnya.

Para ABK selanjutnya dilakukan pengambilan sampel tenggorokan dan sampel darah.
Petugas medis dan tim evakuasi lainnya kemudian meninggalkan KRI dr. Soeharso dan on board kembali ke KRI Cut Nyak Dien 375.

Pukul 14.30 WIB, KRI dr. Soeharso yang mengangkut 188 orang WNI/Crew MV. World Dream angkat jangkar dan berlayar meninggalkan perairan Selat durian menuju Pulau Sebaru, Kep. Seribu, Jakarta.

Baca juga: Abaikan Saran WHO, Italia Laporkan Belasan Kematian akibat Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com