KOMPAS.com – Cerebral Palsy. Setiap tahunnya, tanggal 6 Oktober diperingati sebagai Hari Cerebral Palsy Sedunia.
Melansir dari situs resmi World Cerebral Palsy Day adalah gerakan yang dirancang bagi orang-orang dengan cerebral palsy dan anggota keluarga mereka.
Cerebral palsy merupakan gangguan yang memengaruhi gerakan dan tonus otot atau postur.
Menurut Mayo Clinic, gangguan ini bisa terjadi, karena adanya kerusakan pada otak yang belum matang saat perkembangan anak. Paling sering terjadi sebelum kelahiran anak.
Penyakit ini bisa mengakibatkan seorang anak kehilangan keceriaannya.
Anak-anak dengan cerebral palsy menghadapi masalah terkait pergerakannya.
Secara umum, anak dengan cerebral palsy akan mengalami gangguan pergerakan terait refleks abnormal, floppiness (kelenturan) atau rigiditas (kekakuan) pada tungkai, badan postur abnormal, gerakan tak terkendali, berjalan tak stabil atau bahkan kombinasi dari semua itu.
Efeknya bervariasi. Beberapa anak tak bisa berjalan sehingga mereka harus mendapatkan bantuan.
Beberapa orang dengan cerebral palsy memiliki kecerdasan normal, namun beberapa yang lain cacat intelektual, epilepsi, kebutaan atau tuli.
Beberapa masalah gerakan dan koordinasi terkait cerebral palsy di antaranya:
Gangguan otak penyebab cerebral palsy tak berubah seiring waktu karena gejala tak memburuk seiring bertambah usia
Namun, saat usia bertambah, gejala bisa lebih jelas terihat atau mungkin kurang terlihat.
Perlu dipahami, pemendekan otot dan kekakuan otot dapat memburuk jika tak ditangani secara serius.
Cerebral Palsy disebabkan kelainan perkembangan otak sebelum bayi lahir.
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan cerebral palsy: